krumlovwedding.com JAKARTA – Serikat Pekerja Film dan Media Amerika Serikat (AS), SAG-AFTRA, mengumumkan kontrak dengan perusahaan kecerdasan buatan (AI) bernama Ethawks. Kemitraan ini dikatakan sebagai bagian dari upaya badan tersebut untuk membangun standar perlindungan bagi para pemain dalam pengembangan AI.
Ethowox adalah perusahaan yang didirikan oleh pengisi suara video game Sissy Jones, yang berfokus pada pengembangan model suara dasar yang menjadi dasar simulasi suara digital. Melalui perjanjian ini, anggota SAG-AFTRA yang berpartisipasi dalam pengembangan model akan menerima iuran seumur hidup dan kompensasi atas pengembangan model tersebut.
Modelnya juga dirancang tidak hanya untuk mereplikasi atau meniru suara seorang aktor, tetapi juga untuk menggabungkan berbagai sampel untuk membangun soundstage yang lebih luas. Jones mengungkapkan bahwa model Ethovox tidak akan digunakan langsung oleh pengguna, dan suara dalam model tersebut tidak akan teridentifikasi dalam hasil suara AI.
“Ethovox adalah satu-satunya perusahaan AI suara yang dimiliki dan dioperasikan oleh para pengisi suara. Oleh karena itu, kami senang dapat bermitra dengan SAG-AFTRA untuk membangun model AI suara dasar yang mengutamakan kepentingan para pengisi suara,” kata Jones. melalui The Rap, Kamis (31/10/2024).
Ia menekankan bahwa AI harus menjadi pilihan yang dapat dikontrol oleh para aktor. Untuk itu, ia berkomitmen memberikan kompensasi yang adil kepada para artis. “Kami telah melibatkan komunitas pengisi suara selama proses ini. Ethovox akan terus melakukannya sehingga artis dapat mendapat kompensasi dan memiliki kendali atas data suara mereka,” kata Jones.
Di masa lalu, SAG-AFTRA juga telah bermitra dengan perusahaan AI lainnya seperti Narrative dan Replica Studios, yang memungkinkan anggotanya melisensikan replika suara digital mereka untuk digunakan dalam iklan audio. Namun kesepakatan dengan perusahaan AI tersebut ditolak oleh sejumlah anggota SAG-AFTRA. Di sisi lain, para anggota melihat penggunaan kecerdasan buatan dalam industri kreatif dan film sebagai ancaman nyata terhadap penghidupan mereka.