Sport Science ala Shin Tae-yong seperti AI di Liverpool FC

DOHA – Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong berhasil menghibur para pecinta sepak bola Tanah Air saat Timnas Indonesia U-23 mengalahkan Korea Selatan di Piala AFC 2024.

Pelatih Korea Selatan menggunakan gerbang pintar. Alat ini berguna untuk mengukur kecepatan, kecepatan dan kebugaran seorang pemain.

Shin Tae-yong diterima menerapkan teknologi ilmu olahraga (sports science).

“Kami juga melakukan tes fisik terhadap pemain. Hasilnya memuaskan. Dia akan terus berkembang selama kamp pelatihan di sini. GPS juga digunakan untuk pemeriksaan fisik, kata Shin Tae-yong mengutip situs resmi PSSI.

Semua pergerakan pemain akan langsung terekam dan terhubung ke komputer atau perangkat. Hasil pencatatan akan digunakan untuk evaluasi pemain dan analisis pelatih.

Shin Tae-yong fokus pada perkembangan fisik dan kebugaran pemain Timnas Indonesia. Berbicara soal kebugaran tim Garuda dikatakan menjadi masalah yang berdampak besar terhadap performa tim.

Aktivitas Shin terkait penerapan teknologi ini sangat terpuji.

Rupanya, Shin bukanlah satu-satunya pelatih yang menggunakan teknologi dalam program latihannya.

Penggunaan teknologi kecerdasan buatan semakin meningkat dalam berbagai aspek kehidupan. Selain di dunia pendidikan, contoh kecerdasan buatan juga bisa kita temukan di sepak bola.

Hal ini terlihat dari kerja sama Liverpool FC dengan DeepMind, anak perusahaan Alphabet (induk Google). Kolaborasi keduanya muncul dalam jurnal Game Plan: What AI Can Do for Soccer, dan What AI Can Do for Soccer yang diterbitkan oleh Journal of Artificial Intelligence Research. Penelitian ini diharapkan menjadi awal dari proses penjajakan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam bidang sepak bola.

Pada dasarnya kecerdasan buatan merupakan salah satu bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan kecerdasan komputer yang menyerupai manusia.

Dengan menggunakan data dalam jumlah besar dan daya komputasi yang sangat cepat, kecerdasan buatan (AI) dapat menghitung berbagai skenario dan merekomendasikan keputusan.

Pada contoh Liverpool FC, teknologi AI diharapkan dapat membantu pelatih melihat pola yang mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang. Contohnya adalah pola 12.000 penalti yang dilakukan di liga-liga Eropa dalam beberapa musim terakhir.

Teknologi AI dapat mengelompokkan pemain dengan gaya bermain serupa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *