krumlovwedding.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 dari 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Perwakilan BI menegaskan, keputusan ini merupakan bentuk transformasi kebijakan moneter dari stabilitas menuju pertumbuhan.
Samuel Kesuma, Chief Investment Officer PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI), mengatakan kebijakan tersebut mencerminkan pergeseran BI dari fokus pada stabilitas menjadi keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan. Kesuma memperkirakan BI juga menurunkan suku bunga lebih banyak pada kuartal keempat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah risiko perlambatan global.
“Proyeksi kami pada akhir tahun 2024, BI rate akan berada pada kisaran 5,5 hingga 5,75 persen,” kata Kesuma dalam catatan singkat yang dikutip, Rabu (9/10/2024).
Masuknya Indonesia ke dalam siklus suku bunga baru merupakan saat yang menarik bagi investor. Menurut dia, penurunan suku bunga ini bisa membuka peluang besar di pasar saham.
“Awal dari siklus penurunan suku bunga bersejarah menunjukkan kinerja positif bagi pasar saham Indonesia. Dengan PE IHSG saat ini sebesar 13,7x, lebih rendah dari rata-rata 15x, titik ini menjadi titik masuk yang menarik bagi investor,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan, meski pasar saham nasional mencatat masuknya investor asing, namun minat investor asing terhadap pasar saham Indonesia juga meningkat signifikan pada tahun ini. “Meskipun aliran dana asing berfluktuasi, peluang jangka panjang masih menjanjikan,” katanya.
Oleh karena itu, diperlukan strategi investasi yang cermat dengan fokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan dalam menghadapi perubahan suku bunga. Dengan suku bunga BI yang diperkirakan mencapai 5,5-5,75 persen pada akhir tahun 2024, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan memberikan peluang investasi yang lebih baik di pasar saham.
