krumlovwedding.com, Jakarta – Presiden baru terpilih Prabowo Subianto mengatakan Indonesia bisa memakan empat tahun pertama pemerintahan Laos. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman diminta menjawab pertanyaan tersebut.
Amran yakin hal itu bisa tercapai. Ini mengacu pada peristiwa masa lalu. Mentan menyampaikan pada pagi hari tanggal 3/2, “Kami yakin kita termotivasi untuk mencapai hal tersebut, kita telah membesarkan diri selama 3 tahun. Acara bersama awak media, di kantornya, Jakarta, Kamis (17 /10/2024).
Dijelaskannya, pertama-tama fokusnya adalah pada produk beras. Pasalnya, nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Lalu jagung. Yang penting beras, kalau tidak nanti akan timbul masalah di negeri ini, kata Amran.
Beberapa pekan lalu, Prabowo menegaskan gagasan kemandirian pangan. Kemandirian menjadi sangat penting. Pihaknya menetapkan target paling lama 4 tahun setelah tanggal 20 Oktober 2024, jika diterapkan maka target tersebut akan tercapai.
“Negara harus mampu memproduksi dan memberi makan rakyatnya, negara yang ingin mandiri tidak boleh bergantung pada barang impor. Saya bertekad untuk swasembada pangan,” ujarnya dalam Temu Bisnis Harian 2024 di Jakarta. Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2024).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia masih melakukan impor. Tercatat impor Januari hingga September 2024 mencapai 3,23 juta ton. Volume tersebut meningkat rata-rata 80,68% (c-to-c) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,78 juta ton.
Nilai impor Januari-September 2024 mencapai 2,01 miliar dolar AS. Ada peningkatan sebesar 105% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 980,44 juta. Impor beras Indonesia dari Thailand sebesar 1,14 juta ton, Vietnam 999.040 ton, dan Pakistan 463.396 ton.
Data BPS juga menunjukkan krisis El Nino berdampak pada berkurangnya luas panen pada tahun 2024. Perkiraan penurunan produksi padi terkait dengan berkurangnya luas panen (panen) padi dan gabah kering (GKG). Pada tahun ini, produksi beras untuk keperluan umum diperkirakan hanya mencapai 30,34 juta ton, atau turun 0,76 juta ton dibandingkan tahun lalu.
Pasalnya, penurunan produksi beras terjadi pada Januari hingga April (subputaran I) yakni sebesar 1,91 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Namun pada Mei hingga Agustus (subputaran II) dan September hingga Desember. Tahap (subround III) diperkirakan produksi padi meningkat menjadi 0,16 juta ton dan 0,16 juta ton.