Teater Musikal Tanah Yang Dipenjara Serukan Kepedulian dan Kemerdekaan Palestina

krumlovwedding.com, JAKARTA – Dompet Dhuafa bersama Yayasan Titimangsa menggelar konser bertajuk “Tanah Penjara: Menggalang Suara untuk Palestina” di Galeri Seni Jakarta pada Kamis malam (3/10/2024). Proyek ini merupakan upaya bersama untuk terus menyerukan kepedulian dan dukungan terhadap rakyat Palestina yang saat ini diduduki Israel.

Acara yang terdiri dari tiga bagian ini mengajak penonton untuk melihat dua hal berbeda yang terjadi secara bersamaan, antara perjuangan masyarakat Gaza dan kehidupan baik saat ini di Jakarta. Salah satu adegan yang paling menarik adalah saat tokoh Diva, seorang pekerja kantoran di Jakarta, duduk di meja makan sambil menonton TV. Meski hidupnya tidak terganggu, ia tetap bisa menyantap makanan kesukaannya, menonton serial dan film di rumah, serta berbelanja online.

Sementara itu, pahlawan Hassan dan Abdel yang digambarkan sebagai ayah dan anak Palestina akan berjuang melindungi diri dari pemboman Israel. Tidak ada makanan, televisi, atau bahkan tempat berlindung, yang ada hanyalah perang, penderitaan, ketakutan, dan kehilangan.

Pertunjukan semakin nikmat ketika lagu “Di Seberang Sana” karya Pusaka dan “Jiwaku Sekuntum Bunga Kemboja” karya Panji Sakti dipadukan adegan demi adegan.

Berdurasi lebih dari 45 menit, “Tanah Mprison” juga ditenagai oleh musik Marcella Zalianty, Zelqueen Insyroh Suaka, Guzelya Marisova, dan Tere. Kemudian Juperta Panji Utama, Surya Rahman Muhammad, Muhammad Husni Abdul Fatah, dan Agus Idwar Jumhadi.

Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, mengatakan proyek “Tanah Penjara” merupakan upaya menunjukkan kesulitan nyata yang dihadapi warga Palestina. Ia pun berharap lakon ini dapat menginspirasi penonton untuk terus membela Palestina.

Malam ini, teater musikal ‘Prison Country: Raise a Voice for Palestine’ mengajak Anda semua untuk mendengar dari hati, berpikir dan mengungkapkan pikiran, bahwa umat manusia tidak mengenal batas. Dan apa yang terjadi di Palestina adalah sebuah penghinaan. untuk kemanusiaan,” kata Ahmad Juwaini saat membuka pameran, Kamis (3/10/2024).

Ahmad mengatakan, dalam setahun terakhir, 41.000 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat pembantaian yang dilakukan Israel. Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam sedunia untuk bersatu menyerukan perdamaian dan kebebasan bagi Palestina.

“Kita ingin mengajak kita semua untuk bergandengan tangan, bersuara lantang, kita serukan kepada dunia, bahwa mereka masih dalam ketakutan akan harapan mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan. Palestina sudah merdeka,” tegas Ahmad.

Salma merasa senang ketika pengelola Yayasan Titimangsa menjelaskan bahwa proyek ini merupakan jembatan yang akan menginspirasi masyarakat untuk melawan penindasan. Ia berharap acara ini dapat menyentuh penonton dan membawa pemikiran yang lebih mendalam tentang pentingnya kebebasan dan persahabatan antar manusia.

“Saat kita bersuara untuk Palestina, kita berbicara tentang kemanusiaan. Semua yang tertindas, semua yang terpinggirkan, kami bersama mereka,” kata Happy.

Hasil penjualan tiket harus disumbangkan untuk proyek “Prison Licking” dan program bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Dompet Dhuafa telah menunjukkan kepedulian terhadap Palestina sejak tahun 2000. Palestina yang tak pernah damai sejak tahun 1948, mendapat perhatian khusus dari Dompet Dhuafa sejak perusahaan ini didirikan pada tahun 1993.

Dompet Dhuafa berpartisipasi dalam berbagai proyek amal antara lain Gaza Food Bank, Sekolah Gaza, pembangunan rumah sakit di Hebron dan banyak proyek amal lainnya. Dompet Dhuafa juga mencetuskan Gerakan Quds yang berupaya menggalang dukungan dan menunjukkan kepedulian terhadap Palestina.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *