Tekan Polusi Udara, Pemprov Jakarta Didorong Perbanyak Bus Listrik

KEKARTA – Di Jakarta, polusi udara kian meningkat. Angkutan umum yang menggunakan bahan bakar fosil (BBM) disebut-sebut menjadi salah satu penyebab utama pencemaran udara.

Pemprov DKI Jakarta dan BUMD penyedia jasa transportasi umum didorong untuk mengupgrade bus berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik (EV).

Ketua Komisi B DPRD DKI Ismail mengungkapkan, salah satu penyumbang utama pencemaran Jakarta adalah transportasi umum, khususnya bus. Masalah udara Jakarta yang berkepanjangan dan berbahaya juga berdampak pada kesehatan penduduknya.

“Saat ini pemerintah telah memberikan subsidi BBM kepada operator angkutan umum. Biaya subsidinya sangat besar, mencapai Rp7 triliun setiap tahunnya,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Sayangnya, hal ini menghasilkan gas karbon dioksida yang menyebabkan banyak penyakit, terutama penyakit pernafasan. Saat ini, pemerintah juga memberikan bantuan kesehatan sebesar Rp12 triliun kepada masyarakat setiap tahunnya.

Perwakilan PKS mengatakan: “Ini menjadi beban pemerintah untuk membiayai layanan kesehatan. Manfaat layanan kesehatan ini luar biasa, mencapai dua kali lipat Rp 12 triliun per tahun.”

Berdasarkan hasil banyak penelitian, gas buang kendaraan merupakan sumber utama pencemaran di Jakarta. Pangsa emisi kendaraan di udara mencapai 57% pada musim panas dan 47% pada musim hujan.

Studi lain menunjukkan bahwa kendaraan berat, seperti bus dan truk, bertanggung jawab atas 32 persen polusi udara lalu lintas terbesar di DKI Jakarta. Urutan berikutnya adalah sepeda motor dan kendaraan ringan berbahan bakar diesel masing-masing sebesar 22 persen.

Di bidang kesehatan, polusi udara tercatat sebagai penyebab kematian kelima di Indonesia setelah tekanan darah tinggi, gula darah, merokok, dan obesitas.

Khusus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), jumlah kasus yang tercatat di Tanah Air sangat tinggi hingga mencapai 1,5-1,8 juta setiap tahunnya. Dalam hal ini, DKI Jakarta masuk tiga besar wilayah dengan jumlah kasus ISPA tertinggi bersama Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Oleh karena itu, Ismail mendorong Pemprov DKI Jakarta dan BUMD penyedia jasa transportasi umum untuk mengubah bus berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik (EV).

“Iya kita ingin mengubah siklus ini. Kalau masalahnya dengan pergerakan banyak orang yang menyebabkan pencemaran udara dan menimbulkan berbagai penyakit pernafasan di wilayah tersebut, maka kita harus segera mengganti (bus) ke EV,” ujarnya. Ismail.

“Ketika ada upaya ke depan untuk mencari kapal baru, kita izinkan yang bertenaga listrik. Jadi, ini yang patut dipertimbangkan,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *