Tidak Tahan dengan Penderitaan, Ribuan Warga Gaza Pilih Bermigrasi ke Kanada

GAZA – Kanada mengumumkan peningkatan lima kali lipat jumlah visa bagi warga Palestina yang ingin berkumpul kembali dengan anggota keluarganya di negara tersebut.

Menteri Imigrasi Mark Miller mengatakan Ottawa akan meningkatkan jumlah visa yang dikeluarkan untuk warga Gaza menjadi 5.000 berdasarkan program khusus yang diumumkan pada bulan Desember.

“Kami tetap sangat prihatin dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza. “Banyak orang khawatir terhadap orang yang mereka cintai dan sangat prihatin dengan tindakan khusus sementara yang kami ambil untuk keluarga mereka di Gaza,” kata Miller dalam pernyataan yang diperoleh Al Jazeera.

Miller mengatakan pemerintah berupaya membantu warga Palestina yang mencoba meninggalkan Gaza, namun meninggalkan wilayah tersebut saat ini tidak mungkin dilakukan karena faktor-faktor di luar kendali Ottawa.

Warga Gaza yang ingin bergabung dengan keluarga Kanada harus mendapatkan izin dari otoritas Israel untuk meninggalkan wilayah tersebut sebelum menjalani pemeriksaan biometrik di Mesir.

Awal bulan ini, tentara Israel menguasai sisi Gaza di perbatasan Rafah dengan Mesir sebagai bagian dari serangan di kota selatan tersebut.

“Meski meninggalkan Gaza saat ini mustahil, situasinya bisa berubah kapan saja. Dengan peningkatan terbatas ini, kami akan siap membantu lebih banyak orang seiring perkembangan situasi. “Fokus kami tetap menjaga keutuhan keluarga,” kata Miller.

“Kanada terus mengirimkan nama-nama orang yang lolos pemeriksaan awal kepada otoritas setempat agar bisa meninggalkan Gaza. Israel dan Mesir adalah mitra penting dalam menerapkan langkah-langkah kemanusiaan sementara ini dan membantu masyarakat bersatu kembali dengan keluarga mereka di Kanada.”

Pengumuman tersebut disampaikan ketika Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Jolie bergabung dengan komunitas internasional dalam mengutuk serangan udara mematikan Israel terhadap kamp pengungsi Palestina di Rafah.

“Tingkat penderitaan manusia ini harus diakhiri. Kami menuntut gencatan senjata segera,” kata Jolie dalam sebuah pernyataan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, akibat serangan di kota tenda tersebut, sedikitnya 45 orang tewas, termasuk 23 wanita, anak-anak dan orang tua, serta 249 lainnya luka-luka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kematian warga sipil adalah “kesalahan tragis” dan insiden tersebut sedang diselidiki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *