Upaya Barat Pisahkan Diri dari China Secara Ekonomi Mustahil Dilakukan

JAKARTA – Laporan terbaru perusahaan asuransi internasional Allianz Trade mengonfirmasi bahwa pemulihan ekonomi Tiongkok secara menyeluruh akan sangat sulit, bahkan mustahil. Allianz menegaskan, Tiongkok masih menjadi pemasok penting bagi banyak negara di dunia.

Allianz Business sampai pada kesimpulan ini setelah melakukan survei terhadap lebih dari 3.000 perusahaan asal Tiongkok, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) mengenai prospek bisnis global mereka pada tahun 2024.

Studi tersebut menunjukkan bahwa intensitas ketergantungan impor negara barat di Tiongkok bervariasi, dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis menjadi negara yang paling terkena dampaknya. “Hampir 50% impor AS dari Tiongkok merupakan ketergantungan besar,” demikian studi yang dilansir Russia Today, Minggu (19/5/2024).

Dengan demikian, tidak ada bukti kelanjutan pemisahan total Allianz dari Tiongkok. Faktanya, survei tersebut juga mencatat bahwa lebih dari sepertiga responden berencana untuk meningkatkan jejak mereka di Tiongkok.

Anda tahu bahwa baru-baru ini ada pembicaraan dan diskusi tentang isolasi ekonomi dengan Tiongkok. Namun, para pejabat Barat baru-baru ini beralih dari retorika demobilisasi ke retorika “pengurangan risiko dan diversifikasi.” Pandangan tersebut tercermin dalam pernyataan bersama G7 pada pertemuan puncaknya di Jepang, yang menuduh Beijing berusaha mendistorsi perekonomian global.

Dalam hal ini, Allianz mengatakan ada batasan seberapa jauh Anda bisa melangkah. Memang benar, lanjut Allianz dalam laporannya, negara-negara Eropa optimis terhadap prospek mereka di Tiongkok. Menurut survei tersebut, sekitar 39% perusahaan di Jerman dan Spanyol serta lebih dari 30% di Perancis berharap dapat meningkatkan kehadiran mereka di Tiongkok. Jumlah ini sebanding dengan 27% warga AS yang berencana melakukan hal serupa.

Allianz mengatakan kecenderungan menuju lokalisasi dibandingkan integrasi sudah jelas, dimana seperempat perusahaan Jerman, Perancis dan Amerika mengharapkan kehadiran mereka di Tiongkok akan mewakili bagian yang lebih kecil dari investasi pasokan global di masa depan.

Para pejabat AS dan Uni Eropa telah berjuang untuk menghasilkan strategi terpadu mengenai Tiongkok ketika mereka mencoba mengurangi ketergantungan bisnis pada Beijing, yang berulang kali mereka tuduh memiliki pengaruh ekonomi.

Di tempat lain, Beijing menolak tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa Barat terjebak dalam mentalitas Perang Dingin. Pemerintah Tiongkok juga mengatakan bahwa Washington dan sekutunya telah mempersenjatai undang-undang perdagangan dan memberikan tekanan ekonomi kepada mereka untuk mendorong kebijakan anti-Tiongkok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *