Republika.co.id, Universitas Pendidikan Bandar-Indonesia (UPI) menghabiskan pelantikan 8 profesor/profesor pada hari pertama, Selasa (3/12/2024). Secara total, jumlah profesor/profesor mengkonfirmasi sebanyak 16 orang yang ditahan dalam dua hari kerja. Kegiatan ini dilakukan di Ahmad Sanus untuk para peserta guru, pekerja pendidikan, siswa, keluarga dan kolega profesor/profesor.
Menurut Presiden Dewan untuk Profesor UPI, Profesor Dr. X Didi Suriad, partainya melihat dua hal yang menginspirasi inisiasi ini. Pertama, posisi profesor/profesor adalah tingkat yang tidak mudah untuk mencapai semua guru dan membutuhkan konsistensi, kesabaran, dan kerja keras. Kedua, apa yang ditransfer oleh profesor/profesor adalah pengetahuan atau pengetahuan yang sangat spesifik. “Profesor/profesor harus memperoleh pengetahuan melalui proses perbaikan dan melakukan studi tentang aspek empiris,” kata Profesor Dy.
Menurutnya, profesor/profesor harus membentuk kepercayaan pada peringatan melalui kesimpulan yang memungkinkan internalisme epistemik, serta eksternalisme epistemik melalui proses refleksif yang pada akhirnya mencapai tingkat iman introspektif. Selain itu, profesor/profesor harus membuat proposal baru dalam bentuk pengetahuan baru melalui depersonalisasi dan dekontekstualisasi.
Sementara itu, menurut rektor UPI, Profesor Dr. M Solhuddin Mad, berbagai karya dan pemikiran profesor/profesor yang dikonfirmasi hari ini sehingga mereka dapat diubah menjadi pekerjaan nyata. Menurut Prof.
Peresmian Profesor/Profesor UPI pada hari pertama, mengangkat delapan pemikiran yang diberikan oleh Prof. Dr. Phil Yudi Sukmayadi MPD, Profesor/Profesor Pendidikan Musik di Fakultas Seni dan Pendidikan Desain, yang membahas pengabdian pendidikan musik di Indonesia: Pengembangan Musicalas. Pembelajaran Musik Kreatif Berbasis Multikultural, MSI, Profesor Dr. Trianti Nugrahen, Profesor/Profesor Seni dan Desain Indonesia di Indonesia. Memperkuat fungsi tari untuk pendidikan.
Kemudian pemikiran yang disajikan oleh Profesor Dr. Yeti, seorang profesor/profesor dalam mengajarkan literasi ilmiah dalam fakultas bahasa dan sastra, yang dibahas dari pembacaan awal literasi ke remix literasi: pengembangan literasi untuk membaca anak -anak di era digital, seorang profesor Yesus. Studi yang dia pelajari belajar camilan. Belajar di era digital dalam konstruksi karakter dan abad ke -21.
Selain itu, pemikiran yang disampaikan oleh Prof. Dr. Court bukan M.Hum, Profesor/Profesor Sundane Antropologi di Fakultas Bahasa dan melek huruf Antologi Studi Antologi. Naskah Manik Berdasarkan Perspektif Antropologi AD Mardzulat Abad ke -11, Profesor Nuria Haristiani dengan PhD, Profesor/Profesor Jepang menggunakan sosiolinguistik di fakultas bahasa dan sastra yang membahas sosiolinguistik: survei, penggunaan, dan inovasi dalam pendidikan bahasa Jepang.
Selain itu, pernyataan yang disajikan oleh Profesor Dr. Icaputors Vaspad dll. Dan instruksi di masa depan untuk sekolah dan universitas