Utang Jatuh Tempo Indonesia Rp800 Triliun di 2025, Begini Penjelasan Sri Mulyani

JAKARTA – Wakil Direktur Komisi

Sementara itu, menurut Sri Mulyani, tingginya utang pada periode 2025-2027 tidak menjadi masalah selama prospek APBN (Anggaran Negara dan Pajak Negara) serta perekonomian dan politik Indonesia tetap sama.

“Saat ini kita dengar penjelasan Pak Menteri, ada profil maturitasnya, kalau kita minta jatuh tempo tahun 2025 800 juta, 2026 – 800 juta, 2027 – 802 juta, 2028 Rp 228,719 juta. , 2029 Rp. .

Sri Mulyani mengatakan jika obligasi RI tidak jatuh tempo maka obligasi yang dimiliki akan terus bergulir. Namun jika stabilitas ini terganggu, pemegang obligasi RI bisa melepasnya dan lari dari RI.

Jadi sepertinya pertumbuhan yang terlihat di sini pada tahun 2025, 2026, 2027 lebih tinggi dan tidak menjadi masalah sepanjang prospek APBN, kebijakan fiskal, ekonomi dan politiknya sama, kata Sri Mulyani.

Menkeu mengingatkan, tingginya pembayaran utang disebabkan oleh Pandemi COVID-19. Saat itu, Indonesia membutuhkan tambahan belanja sekitar Rp 1.000 triliun, dan pendapatan negara turun 19% karena stagnasi ekonomi.

“Jadi di tahun 2020 pertumbuhan terbesar dari epidemi kita adalah 7 tahun dan sekarang kita fokus ke 3 tahun terakhir, 2025, 2026 dan 2027, ada juga di tahun 2028. Jadi ini yang masuk akal, kenapa utangnya banyak yang bertambah” .

Menkeu juga menegaskan bahwa hal ini disebabkan oleh biaya yang harus ditanggung akibat epidemi dan merupakan bagian dari program pembagian beban. “Ongkos epidemi berdasarkan kontrak kita dengan BI adalah membagi beban agar dokumen menunjukkan BI bagus, anggaran masih bisa diandalkan, dan kebijakan bisa diterima, kita sepakati instrumennya,” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *