Wacana Penghapusan Pertalite, Pengamat: Secara Teknis Tak Masalah, Tapi…

JAKARTA – Pembicaraan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan penggantiannya dengan bahan bakar campuran dan bioetanol tentu berdampak pada bertambahnya beban tambahan. Karena itu, pemerintah diminta melakukan investigasi menyeluruh.

Analisa energi Komaidi Notonegoro menganalisis rencana penggantian Pertalite dengan produk baru BBM yang memiliki campuran bioetanol 7% yaitu Pertamax Green 92 yang dikembangkan Pertamina tidak ada kendala teknis. Menurutnya, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional sangat mampu memproduksi minyak tersebut.

Permasalahannya mungkin hanya ekonomi, ekonomi ini banyak kaitannya dengan pendapatan perusahaan dan juga pendapatan APBN, ujarnya saat dihubungi MNC Portal hari ini.

Sesuai instruksi ReforMiner Institute, penggantian Pertalite dengan bahan bakar bioetanol pasti akan mempengaruhi besaran kompensasi atau dukungan energi. Sebab, biaya produksi bahan bakar campuran bioetanol tentu lebih tinggi dibandingkan bahan bakar konvensional.

Nantinya kita akan mendapat tambahan subsidi, karena saat ini harga biofuel masih lebih tinggi dibandingkan produk konvensional yang berbahan dasar minyak mentah, ujarnya.

Artinya, ada tambahan subsidi yang harus dibayarkan dibandingkan keadaan saat ini. Komaidi menilai, situasi ini tidak mudah karena mencakup uang APBN dan juga uang Pertamina.

“Itu beban yang harus ditanggung, biasanya ditanggung APBN atau beban perusahaan (Pertamina), kalau ada beban perusahaan mungkin Pertamina karena sampai saat ini banyak. ketertiban di daerah lain,” katanya.

Awalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku pemerintah sedang mempertimbangkan penghapusan pertalite untuk menggantikannya dengan bahan bakar bioetanol. Pidato ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya pemerintah dalam mengurangi polusi.

Luhut mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengkaji subsidi yang diberikan kepada Pertalite untuk bahan bakar nabati. “(Bioetanol) masih membantu, kita hitung sehingga akhirnya bisa dihitung siapa yang layak mendapat bantuan,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *