Waskita Karya Kebut Pembangunan Bendungan Terbesar di NTT

JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. pembangunan Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin dikebut. Secara fisik, kemajuan Bendungan Temef sudah mencapai 98%. Dengan begitu, masyarakat NTT khususnya kabupaten Timur-Tengah-Selatan akan segera merasakan manfaat dari kehadiran Bendungan Temef.

SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita menjelaskan, Bendungan Temef terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang meliputi tiga desa di dua kecamatan, yakni Desa Oenino dan Desa Pane Utara, Distrik Oenino dan Desa Konbaki, Distrik Polandia.

“Bendungan Temef merupakan satu-satunya bendungan terbesar di Provinsi NTT dengan panjang 550 meter dan

Tingginya 55 meter dan luasnya 45 hektar yang mampu menampung hingga 45 juta meter kubik air,

Jelas Ermy, Jumat (31/5/2024) di Jakarta.

Bendungan Temef digunakan untuk mengairi sawah seluas 4.500 ha, sebagai air baku dengan debit air 131 liter/detik untuk 28.000 keluarga, pengendali banjir dengan pengurangan banjir hingga 15% dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 2×1,0 MW. tanaman. Bendungan Temef mulai dibangun pada tahun 2018.

Waskita Karya mengerjakan Paket I yang telah selesai saat itu yang terdiri dari pekerjaan persiapan, pembangunan bypass, pekerjaan hidromekanikal, dan konstruksi ekstraksi. Nilai anggaran Paket I mencapai Rp934 miliar dan pembangunannya selesai lebih cepat dari target yang ditetapkan pada tahun 2023.

Berikutnya, Waskita Karya melanjutkan pembangunan bendungan paket empat dengan anggaran Rp 468 miliar. Sejumlah pekerjaan yang dilakukan pada paket empat adalah pekerjaan tanggul bendungan utama, pekerjaan terkait hidromekanikal, pekerjaan konstruksi inlet, dan pekerjaan konstruksi fasilitas.

Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Waskita Karya dipercaya membangun sejumlah bendungan di Indonesia. Bendungan yang telah selesai pengerjaannya antara lain Bendungan Kariandam, Banten, Tapindam, Kalimantan Selatan, Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat, Bendungan Way Sekampung, dan Bendungan Margatiga, Lampung.

“Dengan sejumlah pengalaman membangun infrastruktur sumber daya air, Waskita Karya telah membangun 30 bangunan yang terdiri dari bendungan, irigasi, pengendalian banjir, dan pelindung pantai,” kata Ermy.

Terkait progres bendungan yang sedang dikerjakan Waskita Karya, saat ini terdapat 5 paket pekerjaan diantaranya Bendungan Temef dan ditargetkan selesai pada tahun 2024 yaitu Bendungan Jlantah Karanganyar Jawa Tengah sudah mencapai 85%, Rukoh Aceh Bendungan mencapai 79%, Bendungan Bener Purworejo, Jawa Tengah mencapai 48% dan Bendungan Jragung Paket 1 Semarang, Jawa Tengah 42%.

Pembangunan bendungan ini juga dibarengi dengan modernisasi irigasi, melalui pengembangan inovasi dan pengelolaan irigasi yang mengandalkan pasokan air dari bendungan. Hal ini untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di wilayah tersebut.

“Manfaat bendungan tidak hanya sebatas meningkatkan ketahanan air dan pangan secara nasional, tetapi juga sebagai pengembangan kawasan pariwisata. Tentu saja dapat membantu pemerintah daerah dan negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan keterlibatan masyarakat sebagai pelaku usaha UMKM. .” pungkas Ermy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *