5 Negara Ini Bukan Anggota IMF, Bisa Tebak?

JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) merupakan lembaga keuangan dengan 190 negara anggota dan dianggap sebagai pemberi pinjaman global. Tidak semua negara di dunia menjadi anggota lembaga keuangan internasional ini, setidaknya ada 5 negara yang bukan anggota IMF.

IMF diluncurkan pada bulan Desember 1945 dengan 29 negara anggota dan dimaksudkan untuk membangun kembali sistem moneter internasional setelah Perang Dunia II. Namun saat ini IMF berperan penting dalam menangani permasalahan neraca pembayaran dan krisis keuangan internasional.

Melalui sistem kuota, negara-negara memberikan dana kepada kelompok yang dapat meminjam ketika mereka menghadapi masalah neraca pembayaran. IMF bekerja untuk menstabilkan dan merangsang perekonomian negara-negara anggotanya melalui penggunaan dana serta kegiatan lain seperti mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi dan memantau perekonomian anggotanya.

Tujuan Dana Moneter Internasional (IMF) adalah untuk meningkatkan kerja sama moneter global, menjamin stabilitas keuangan, memfasilitasi perdagangan internasional, mendorong lapangan kerja yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta mengurangi kemiskinan di seluruh dunia.

Tidak semua negara anggota IMF merupakan negara berdaulat, oleh karena itu tidak semua negara anggota IMF menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ada 5 negara yang bukan anggota IMF1. Kuba

Kuba adalah contoh negara yang bukan anggota IMF sehingga IMF tidak memantau perekonomiannya. Pada tanggal 2 April 1964, Kuba menarik diri dari Dana Moneter Internasional.

Kuba adalah anggota aktif Konferensi Bretton Woods tahun 1944 yang mendirikan Dana Moneter Internasional. Negara ini terlibat dalam perencanaan awal sejak tahun 1941, dan berkolaborasi (tetapi gagal) dengan negara-negara Amerika Latin lainnya untuk membentuk cadangan mata uang perak selain emas.

Kuba bergabung dengan IMF (dan Bank Dunia) sejak tahun 1946, menjadi salah satu dari 40 anggota asli lembaga tersebut. Selama 12 tahun berikutnya, ia memainkan peran positif di IMF.

Pada tahun 1954, negara ini menjadi negara ke-10 yang menerima seluruh kewajiban Pasal VIII IMF, dan menghindari penggunaan kontrol nilai tukar dalam perdagangan internasional. Ia menerima pinjaman rutin dari IMF pada tahun 1956, yang dilunasi pada tahun berikutnya.

Namun, ketika kekuatan yang dipimpin oleh Fidel Castro menggulingkan pemerintah pada bulan Januari 1959, pemerintah baru berulang kali meminta IMF untuk menunda pembayaran kembali. Pada tahun 1963, ketika tunggakan masih belum terbayar (dan beban bunga masih terus meningkat), peraturan IMF mewajibkan Direktur Pelaksana untuk mengambil tindakan untuk mendapatkan sanksi.

2.Taiwan

Taiwan bukan anggota IMF, namun masih terdaftar dalam indeks resmi IMF. Taiwan dikeluarkan dari IMF pada tahun 1980 setelah kehilangan dukungan dari Presiden AS Jimmy Carter dan digantikan oleh Republik Rakyat Tiongkok. Namun, “Provinsi Taiwan di Tiongkok” masih terdaftar dalam indeks resmi IMF.

Taiwan dikeluarkan dari IMF pada bulan April 1980 karena alasan politik eksternal dan merupakan satu-satunya negara ekonomi besar yang tidak menjadi anggota IMF.

3. Liechtenstein

Liechtenstein adalah negara mirip Monaco yang memiliki PDB per kapita tertinggi di dunia karena jumlah penduduknya yang kecil sekitar 36.000 jiwa. Negara kecil ini tidak berinteraksi dengan organisasi internasional seperti IMF.

4. Monako

Monaco adalah negara mikro Eropa yang dikuasai Perancis dan ini mungkin menjadi alasan mengapa mereka tidak menjadi anggota IMF.

Pada tahun 2003, Dana Moneter Internasional (IMF) menetapkan Monaco dan 36 wilayah lainnya sebagai surga pajak, namun Monaco meninggalkan daftar tersebut pada tahun 2009.

5. Korea Utara

Korea Utara menerapkan kebijakan menjaga jarak dari dunia luar, mencegah negara tersebut bergabung dengan organisasi internasional. Negara ini mengadopsi ideologi komunis dan memutus aliran bantuan luar negeri kepada negaranya.

Keterlibatan dalam organisasi internasional seperti IMF dipandang sebagai campur tangan pemerintah Korea Utara. Pasalnya, IMF mewajibkan negara-negara anggotanya untuk memenuhi sejumlah persyaratan, seperti berbagi informasi mengenai perekonomian mereka, tidak membatasi aliran devisa, menerapkan kebijakan pro-perdagangan, dan membayar iuran kuota.

Namun, saat ini perekonomian Korea Utara masih jauh dari transparansi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *