Rafah – Seorang tentara Israel terluka setelah sebuah roket ditembakkan dari Gaza di pemukiman Shlomit pada 8 Mei 2024, menurut laporan Radio Tentara Israel.
Menurut Perusahaan Penyiaran Publik Israel, tentara pendudukan Israel mengumumkan pembunuhan 615 tentara sejak 7 Oktober, termasuk 267 orang tewas dalam operasi darat di Jalur Gaza.
Tentara juga mengatakan bahwa 3.361 tentara terluka sejak pecahnya perang di Gaza, termasuk 520 orang terluka parah, dan 41 tentara tewas akibat tembakan ramah dan kecelakaan operasional.
Dua tentara Israel tewas pada hari Senin dalam serangan pesawat tak berawak Hizbullah di dekat kota Metulla di Israel utara, dan seorang tentara lainnya tewas kemarin.
Hingga saat ini, pasukan Israel telah membunuh 34.789 warga Palestina, melukai 78.204 lainnya, dan 11.000 orang hilang atau tewas di seluruh Jalur Gaza.
Kebanyakan korban tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Amerika Serikat adalah pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membunuh warga Palestina di Jalur Gaza.
Presiden AS Joe Biden mengatakan untuk pertama kalinya pada hari Rabu bahwa ia akan menghentikan sejumlah pengiriman senjata ke Israel.
Biden mengakui senjata-senjata tersebut digunakan untuk merugikan warga sipil di Gaza.
Pada hari yang sama, pemerintahan Biden menunda penyerahan laporan ke Kongres, yang dijadwalkan pada hari Rabu, mengenai apakah penempatan peralatan militer Israel yang dipasok AS di Gaza melanggar hukum kemanusiaan atau hukum internasional AS.
Pemerintah AS mengatakan penilaian tertulis akan segera diberikan.
Dalam wawancara dengan Erin Burnett dari CNN, Biden berkata: “Warga sipil terbunuh di Gaza akibat bom-bom ini dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman.”
Dia juga mencatat bahwa jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memulai aksi militer besar-besaran terhadap kota Rafah, pembekuan pengiriman senjata akan diberlakukan.
