Afrika Selatan Pastikan Mata Uang Bersama BRICS Terus Dikaji

JAKARTA – Negara-negara anggota BRICS terus mendorong terciptanya mata uang bersama, sekaligus aktif mendorong penggunaan mata uang lokal untuk mengurangi risiko jika hanya mengandalkan dolar Amerika Serikat (USD).

Duta Besar Afrika Selatan untuk Tiongkok, Siabonga Sibong Cypros, mengatakan hal tersebut dalam wawancara dengan surat kabar Global Times saat pertemuan di Kedutaan Besar Afrika Selatan di Tiongkok, Jumat lalu.

Kweli mengatakan, kelompok khusus yang dibentuk oleh para menteri keuangan negara-negara BRICS akan bertemu pada bulan Mei. Pertemuan tersebut akan membahas isu-isu penting termasuk stabilitas sistem moneter dan keuangan internasional.

Kwele menekankan pentingnya mendukung penggunaan mata uang lokal melalui pertukaran data keuangan terbuka, sambil melihat mata uang digital sebagai cara untuk mengeksplorasi mekanisme perdagangan dan penyelesaian yang terdiversifikasi dan berkelanjutan untuk memitigasi risiko seperti sanksi.

Dalam konteks pesatnya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, Cowell mencatat bahwa BRICS mendukung teknologi karena penerapan teknologi baru yang tepat akan bermanfaat bagi semua orang.

Mengenai pengembangan BRICS, Kwele menyoroti pencapaian yang bermanfaat dari KTT BRICS 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan. Pada pertemuan puncak tersebut, para pemimpin BRICS sepakat untuk mengundang enam negara, termasuk Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, untuk bergabung dengan organisasi tersebut.

Bapak Keville mencatat bahwa lebih dari 20 negara tertarik untuk bergabung dengan organisasi ini karena mereka melihat aspek positif dari keanggotaan BRICS dan menambahkan bahwa anggota baru ini juga mewakili negara-negara besar di dunia.

Dia mengatakan diskusi mengenai perluasan tersebut sedang berlangsung ketika para pejabat senior mencoba untuk membuat pedoman non-diskriminatif dengan kriteria wajib yang mencakup berbagai karakteristik, bukan hanya kriteria ekonomi.

Ketika tahun 2024 menandai dimulainya dekade baru Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) yang diusulkan Tiongkok, Kewell menunjuk pada kerja sama infrastruktur antara perusahaan Tiongkok dan Afrika Selatan pada tahun lalu. Ia membantu mengatasi tantangan energi dan berharap dapat memperkuat kerja sama di tahun-tahun mendatang. Perkiraan tersebut sejalan dengan Agenda BRI 2063, rencana pembangunan kontinental 50 tahun Uni Afrika.

Kweli mengatakan bahwa Tiongkok memainkan peran penting dalam menghubungkan negara-negara Afrika, dan menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur telah membantu meningkatkan perdagangan antar negara-negara Afrika. Ia menegaskan, jaring utang terkait kerja sama Tiongkok dengan Afrika tidak berdasar, karena sebagian besar utang negara-negara Afrika berasal dari negara lain, bukan dari Tiongkok.

Pada saat yang sama, pertukaran bilateral dan kerja sama antara Tiongkok dan Afrika Selatan semakin meningkat. Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika Selatan sejak tahun 2009, dan Afrika Selatan telah menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok di Afrika sejak tahun 2010. Angka resmi menunjukkan bahwa perdagangan bilateral telah tumbuh dari $1 miliar pada tahun 1998 menjadi $56 miliar pada tahun 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *