Apakah Ada Orang Non-Muslim di Arab Saudi? Ternyata Ada

Riyadh – Apakah ada non-Muslim di Arab Saudi? Pertanyaan ini sering ditanyakan, apalagi jika Anda mengetahui bahwa tidak ada tempat ibadah di Arab Saudi selain Islam.

Arab Saudi adalah negara yang tidak memiliki gereja, kuil, atau tempat ibadah resmi selain masjid. Hal ini disebabkan adanya kebijakan yang tidak memperbolehkan masyarakat mengamalkan agama selain Islam di Tanah Air.

Selain itu, hari raya keagamaan lainnya seperti Natal, Paskah, dan Waisak juga tidak diperbolehkan. Dengan adanya ketetapan tersebut, nampaknya Arab Saudi hanya dihuni oleh penganut satu agama saja, yaitu Islam.

Namun faktanya masih ada non-Muslim yang tinggal di Arab Saudi, menurut survei tahun 2020.

Persentase agama di Arab Saudi

Meskipun pemerintah Amerika memperkirakan jumlah penduduknya akan mencapai 35,4 juta jiwa pada pertengahan tahun 2022, PBB memperkirakan sekitar 38,3% penduduk negara tersebut adalah kelahiran luar negeri.

Menurut studi PBB tahun 2019, 85-90 persen dari perkiraan 21 juta warga Arab Saudi adalah Muslim Sunni. Pada saat yang sama, Muslim Syiah mencapai 10-12 persen dari populasi.

Menurut Database Agama Dunia Universitas Boston tahun 2020, populasi Saudi mencakup sekitar 31,5 juta Muslim, 2,1 juta Kristen, 708.000 Hindu, 242.000 ateis atau agnostik, 114.000 Buddha, dan 67.000 Sikh.

Data ini menunjukkan masih terdapat warga non-Muslim di Arab Saudi, meski di wilayah tersebut tidak memiliki tempat ibadah resmi selain masjid.

Non-Muslim di Arab Saudi

Seperti dilansir situs Pulse.ng, umat Kristiani terus berbondong-bondong ke Arab Saudi setiap hari, dan kebanyakan dari mereka datang untuk tujuan kerja atau pariwisata.

Namun konon mereka tidak boleh menjalankan agamanya di depan umum, dan tentu saja tidak mungkin mendirikan gereja.

Arab Saudi mungkin tidak memiliki tempat ibadah selain masjid, namun selama bertahun-tahun, larangan terhadap agama lain di negara tersebut tampaknya perlahan-lahan mulai dilonggarkan.

Misalnya, pada tahun 2018, negara ini mengadakan dengar pendapat publik yang pertama. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 2022, diumumkan bahwa pohon dan dekorasi Natal dapat dijual dan digunakan secara terbuka selama musim perayaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *