APBI Soroti Dinamika dan Tantangan Masa Depan Industri Batu Bara

JAKARTA – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyoroti dinamika dan tantangan masa depan industri batubara pada masa transisi kepemimpinan.

APBI 2021-2024 Presiden Jenderal Pandu Patria Sjahrir menyoroti beberapa tantangan industri pertambangan batu bara yang muncul selama tiga periode kepemimpinannya dalam satu dekade terakhir. Ia menekankan pada isu-isu penting seperti Mandatory Domestic Coal Supply (DMO) dan Coal Pricing yang menyasar sektor ketenagalistrikan.

“APBI berusaha hadir sambil menerima berbagai keluhan dan informasi dari anggota serta berkomunikasi dengan pemerintah, mencari jalan terbaik untuk mengatasi segala tantangan dengan tetap mengedepankan kebutuhan nasional dan sosial,” kata Pandu di APBI. Konferensi Anggota di Jakarta Kamis (2/5/2024).

Selain itu, ia menekankan pentingnya peran peraturan perundang-undangan dalam mengarahkan industri, terutama sejak undang-undang tersebut diadopsi pada tahun 2012. 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara yang mengalihkan berbagai kewenangan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat. “Transisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan keanggotaan asosiasi, namun juga membawa dinamika regulasi baru pada industri,” tambahnya.

Selama menjabat, Pandu mengatakan APBI-ICMA telah menangani berbagai permasalahan antara lain pemenuhan kebutuhan batubara nasional, royalti, harga referensi batubara, kewajiban penggunaan kapal dan asuransi nasional, perolehan devisa ekspor, dan transfer antar kapal. Muara Berau, AMDAL Penuntutan, dll.

“Peran asosiasi tidak hanya sebatas menyelesaikan permasalahan, tetapi juga mencakup inisiatif berbagi ilmu dan menetapkan pedoman kesejahteraan bersama,” jelasnya.

Selain itu, Pandu mengungkapkan penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) tidak lagi bisa dipisahkan dari dunia usaha, khususnya pertambangan batu bara. Visi dan misi penerapan pengelolaan pertambangan yang baik dan berkelanjutan serta mengedepankan aspek lingkungan dan sosial juga merupakan respon dan komitmen yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota.

“Setidaknya saat ini bagaimana kemitraan tersebut berperan dengan misi pemerintah Indonesia di era transisi energi dan upaya mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060. Transisi energi bukan lagi sekedar wacana, namun sudah ada. visi,” katanya.

Pandu, yang telah memimpin asosiasi selama hampir satu dekade sejak terpilih pertama kali pada tahun 2015, telah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Priyadi, yang saat ini menjabat sebagai CEO Adaro Indonesia. Pandu berharap ke depan kepemimpinan APBI-ICMA dapat lebih kokoh menyikapi permasalahan-permasalahan penting yang muncul dan hadir sebagai wadah komunikasi antar anggota. Tidak hanya kepemimpinan, keterlibatan mitra dalam memberikan investasi juga menjadi kunci utama keberhasilan asosiasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *