Aset Kripto Didorong Percepat Pengembangan Ekonomi Digital

JAKARTA – Pesatnya perkembangan dunia teknologi memunculkan inovasi-inovasi teknologi yang semakin memudahkan kehidupan manusia, salah satunya adalah teknologi blockchain. Kehadiran teknologi blockchain telah mentransformasi infrastruktur industri secara global, terutama di tengah ketidakstabilan perekonomian saat ini.

Direktur Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan pandemi COVID-19 menjadi pendorong penting pendorong percepatan era digitalisasi. Pembatasan yang diterapkan selama pandemi mendorong masyarakat untuk beralih dan mengadopsi teknologi digital dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Pada masa pandemi Covid-19, penggunaan teknologi digital meningkat secara signifikan. Dampaknya terlihat dari sekitar 66,5% dari 278,7 juta penduduk Indonesia menggunakan Internet. Kecepatan Internet sebesar 29,43 Mbps menempati urutan kedelapan di Asia Tenggara. Oleh karena itu, pemerintah saat ini sedang giat menggalakkan perkembangan ekonomi digital,” kata Tirta dari Indodax yang baru-baru ini menghadiri acara di kampus Bogor.

Tirta juga mengatakan ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai $146 miliar pada tahun 2025, menjadikannya negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, menurut data Google.

Oleh karena itu, pemerintah memposisikan perdagangan aset cryptocurrency sebagai salah satu strategi utama untuk mempercepat, menciptakan dan mendorong upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030, kata Tirta.

Oscar Darmawan, CEO Indodax, mengatakan teknologi blockchain berpotensi mengubah paradigma beberapa industri dengan memungkinkan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Dengan mengadopsi teknologi blockchain, industri akan menjadi lebih terintegrasi, memungkinkan manusia melakukan pekerjaannya dengan lebih mudah, cepat, dan transparan. Teknologi ini juga memiliki keunggulan desentralisasi sehingga lebih tahan terhadap serangan siber. Jika server blockchain diserang, sistem dapat beralih ke server lain,” kata Oscar.

Contoh produk yang menggunakan teknologi blockchain antara lain Bitcoin dan Ethereum.

“Bitcoin adalah mata uang kripto yang paling sederhana. Bitcoin sering disebut sebagai emas digital karena harganya ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Oleh karena itu, Bitcoin dianggap sebagai aset yang aman di tengah ketidakstabilan ekonomi global saat ini. emas misalnya, jika sebuah platform media sosial didukung oleh teknologi blockchain, maka dapat memberikan pengguna kepemilikan langsung atas konten yang mereka hasilkan,” jelas Oscar Darmawan.

Bitcoin dan Ethereum kini diakui sebagai produk global dengan peluncuran ETF spot Bitcoin dan Ethereum di Amerika Serikat dan Hong Kong.

“Peluncuran dan pembuatan ETF memerlukan prosedur yang rumit dan persetujuan ketat dari otoritas yang berwenang. Sebelum meluncurkan ETF, negara harus memastikan bahwa aset yang dimaksud aman dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Bitcoin dan Ethereum melihat ETF di AS dan Hong Kong,” mereka menunjukkan. bahwa aset kripto dianggap sebagai investasi yang aman dan andal.” Kami berharap negara-negara lain segera mengikuti jejak ini dengan meluncurkan ETF baru untuk memperluas aksesibilitas aset cryptocurrency ke komunitas global,” kata Oscar.

Senada dengan itu, Kepala Divisi IBI Bambang Pamungkas mengatakan perkembangan teknologi blockchain dan aset mata uang kripto telah membawa inovasi disruptif dalam industri. Lebih lanjut, teknologi blockchain dan aset mata uang kripto juga dinilai memiliki potensi besar sebagai aset berharga di masa depan.

“Ada banyak aspek positif dari teknologi blockchain dan aset mata uang kripto, namun tetap penting untuk tetap waspada. Berinvestasi di bidang ini memerlukan pemahaman mendalam dan strategi yang matang,” kata Bambang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *