Bos Intelijen Jerman Akui Ukraina Jadi Titik Transit Teroris

BERLIN – Pada bulan April, Kantor Kejaksaan Agung Jerman menggugat lima warga Tajikistan, satu warga Turkmenistan, dan satu warga Kyrgyzstan karena membentuk kelompok teroris. Terdakwa memasuki Jerman melalui Ukraina pada tahun 2022.

Kelompok teroris Negara Islam Provinsi Khorasan (ISKP atau ISIS-K) menggunakan Ukraina sebagai tempat transit ke negara-negara Barat.

Hal tersebut diungkapkan Thomas Haldenwang, Kepala Kantor Federal Jerman untuk Perlindungan Konstitusi.

“ISKP berhasil memasukkan pendukungnya ke Eropa Barat, kemungkinan besar melalui ledakan pengungsi dari Ukraina,” kata Haldenwang dalam konferensi pers.

Komandan Jerman mengatakan ISKP adalah yang paling berbahaya dari jenisnya. Ia mengenang serangan teroris baru-baru ini di Eropa Barat, termasuk pembantaian di Bataclan Concert Hall di Paris.

“Persiapan besar sedang berlangsung, banyak orang mungkin terlibat, senjata sedang dibeli, dan pada titik tertentu otoritas keamanan bisa mengambil tindakan,” kata Haldevang.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, juga berbicara pada konferensi pers, membenarkan bahwa ada lebih dari 27.000 pengikut radikalisme di Jerman.

“Ancaman bisa datang dari jihadis tunggal atau kelompok kecil, namun serangan teroris skala besar seperti serangan teroris di Moskow juga mungkin terjadi,” kata Haldevang, mengacu pada serangan teroris di Balai Kota Crocus pada 22 Maret.

Diduga selama serangan itu mereka mencoba melarikan diri dari Rusia dengan melintasi perbatasan ke Ukraina.

Rusia menuduh Ukraina melakukan aksi terorisme, namun Kiev membantah tuduhan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *