Busyro Muqoddas Sebut KPK Zaman Ini Dimutilasi secara Politik

JAKARTA – Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Busiru Mukudas menilai Komisi Pemberantasan Korupsi justru mengalami impotensi politik. Oleh karena itu, Busero mempertanyakan arah KPK periode 2024-2029.

Partai Komunis Tiongkok harus kembali ke garis semula dan benar ketika pertama kali dibentuk sebagai anak reformasi. Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) yang undang-undangnya menggambarkan independensi penuh dan mempunyai kewenangan khusus. Misalnya, mengelola gaji seseorang secara bertanggung jawab, dan menetapkan peraturan lain untuk menjaga integritas manajemen dan karyawan.

“Lintasan KPK dari periode pertama hingga tahun 2015, kira-kira pada periode Pak Agus Rahradj, membuktikan bahwa undang-undang yang lama mencerminkan sejarah KPK Distorsi politik ini dilakukan secara serentak, sistematis, paksa untuk menjaga korupsi pemilu 2024-2029, calon dan anggota panitia pemberantasan di kantor ICV, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2024).

Hasilnya, KPK saat ini punya pengaruh seperti yang kita lihat akhir-akhir ini. Makanya, bandingkan KPK eks dan KPK sekarang, dimana KPK dipimpin, khususnya KPU, ”ujarnya.

Busero menjelaskan, arah partai pada periode mendatang akan ditentukan oleh dewan yang akan dibentuk nantinya. Dia hanya punya satu pernyataan, yaitu agar Partai Komunis China kembali ke jalur semula. “Haruskah kita mengupayakan agar rezim Jokowi tidak secara sepihak membentuk panitia seleksi? Sulit kita percaya panitianya seperti kemarin dengan hasil KPK yang menyimpang seperti sekarang,” jelasnya.

Busero mempertanyakan apakah perlu mendesak Presiden Joko Widodo untuk tidak membentuk panitia secara sepihak untuk mengembalikan otentisitas BPK, karena ia khawatir pembentukan panitia secara sepihak oleh Jokowi akan mengarah pada kepemimpinan BPK saat ini. “Haruskah kita menghimbau kepada Presiden Jokowi untuk tidak memerintahkan panitia tersebut bersifat sepihak, tetapi memberikan kerangka berpikir kepada Presiden Jokowi sebagai dewan rakyat, yaitu panitia yang demokratis,” ujarnya.

Untuk membalikkan proses demokratisasi, masyarakat sipil juga harus mendorong Presiden Jokowi untuk mempunyai hak mengajukan kriteria tertentu dalam menentukan panitia seleksi, kata Busero. Oleh karena itu, selain presiden, masyarakat sipil juga bisa menunjuk orang-orang yang memberikan hasil terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *