Canggih, Jembatan Ini Memungkinkan Pengaspalan Tanpa Menutup Jalan

Jakarta – Otoritas Pemeliharaan Jalan di Swiss telah mengembangkan jalan layang portabel bernama Jembatan Astra. Selain untuk mencegah kemacetan saat pemeliharaan jalan, fungsinya juga untuk menjaga keselamatan kerja.

Solusi flyover portable sangat revolusioner dalam proses pengaspalan jalan yang berdampak pada kemacetan lalu lintas. Jembatan yang pertama kali disewa pada tahun 2022 ini diperbaharui pada tahun 2024. Jembatan sepanjang 257 meter ini memungkinkan lalu lintas melewati sebagian rute sementara infrastruktur di bawahnya sedang diperbaiki.

Model ini merupakan konsep sederhana namun cerdik yang memungkinkan proyek pembangunan jalan tanpa perlu menghentikan lalu lintas di rute yang terkena dampak, Swiss Times melaporkan bahwa proyek tersebut akan menelan biaya US$28,67 juta. Ini.

Manajer proyek Jembatan Astra, Jürg Merian, mengaku terinspirasi oleh jalan layang di Austria lebih dari satu dekade lalu. Perangkat modular ini dibuat oleh perusahaan Biro Wagner untuk kantor jalan nasional Austria, Asfinag, dan terdiri dari beberapa bagian yang dapat ditempatkan pada suatu ruas jalan.

Mekanisme ini memungkinkan mobil dikendarai sementara pekerja melakukan perbaikan di bawahnya. Pihak Swiss akhirnya memesan jalan setinggi itu, namun Merian tidak sepenuhnya puas dengan hasilnya.

Meskipun jalan layang dapat digunakan, namun terdapat kelemahannya. Beberapa tahun lalu, Jürg Merian mencoba menyempurnakan konsep jalan layang, dan lahirlah Jembatan Astra 1.0. Strukturnya ditempatkan di atas roda, dan bagian atasnya diisolasi lebih baik untuk menghilangkan kebisingan jalan. Strukturnya dibuat sangat lebar yaitu 5 meter ke atas yakni 3 meter juga.

Pada versi 2022, Jembatan Astra harus dibongkar karena dianggap tidak efektif karena masih terlalu curam. Situasi tersebut membuat truk dan kendaraan lain hampir terhenti dan menimbulkan kemacetan hingga beberapa kilometer.

Versi baru ini memiliki kemiringan tanjakan yang jauh lebih rendah yaitu 1,25 persen dibandingkan versi sebelumnya sebesar 6,1 persen, sehingga lebih mudah dikendarai pada kecepatan yang disarankan yaitu 60 km/jam.

Jembatan Astra harus dirakit di atas jalan yang perlu diaspal, kemudian diseret dari satu bagian ke bagian lainnya dengan kecepatan 0,5 km/jam, dan meskipun pekerja hanya mampu meratakan separuh permukaan, biasanya mereka melakukannya. apabila ruas Jalan Jembatan Astra ditutup.

Jembatan tersebut telah digunakan di Rechersville, kota Salthorn selama beberapa minggu tanpa kemacetan apa pun. Meski masih belum sempurna karena banyak pengemudi yang masih perlu mengatur pergerakannya, jembatan sepanjang 257 meter itu muncul di tengah jalan tol dan semakin melambat, sementara di jalur berikutnya lebih banyak pengemudi yang melakukan hal serupa. Untuk melihat Jembatan Astra dan kru di bawahnya, Jembatan Astra terkadang lebih bagus.

Selain mencegah kemacetan, fungsi Jembatan Astra juga melindungi pekerja dari terik matahari dan hujan. Lima penawaran diterima dari perusahaan konstruksi untuk ruas jalan tol baru tersebut karena banyak perusahaan yang menghindari proyek yang memerlukan kerja malam.

Negara-negara seperti Norwegia, Jerman dan Belanda telah menunjukkan minat untuk menggunakan model jalan layang portabel serupa. Otoritas jalan raya Swiss bersedia berbagi teknologi ini. Tidak ada paten terdaftar dan tidak ada rencana untuk mengajukannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *