Cegah Penyalahgunaan Data Pribadi di Dunia Maya, Begini Caranya

Kampar – Perkembangan teknologi informasi dan semakin populernya internet menyebabkan semakin terintegrasinya kehidupan dan dunia maya. Namun, selain memberikan kemudahan dan aksesibilitas, kami juga memperhatikan perlindungan privasi online kami.

Dosen Sekolah Ekonomi dan Bisnis, Ph.D. Hal itu diungkapkan Sutomo Surabaya Meithiana Indrasari pada Jumat (6 Juli 2024) pada Webinar Literasi Digital Kementerian Pendidikan yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau di Kabupaten Kampar.

Metiana mengatakan era personalisasi online telah membuka pintu bagi algoritma canggih yang secara otomatis mengumpulkan dan menganalisis data pribadi. Untuk mengatasi tantangan ini, algoritma yang menjaga privasi telah menjadi benteng melawan intrusi digital.

“Algoritma yang dapat mengancam keamanan digital sering kali mencakup metode yang memungkinkan akses tidak sah, perusakan, atau pencurian data,” jelas Methiana.

Dalam diskusi online bertajuk “Memahami Algoritma Media Sosial,” Methiana mengatakan algoritma perlindungan privasi dirancang untuk melindungi pengguna dari potensi penyalahgunaan data pribadi. Mereka mengintegrasikan prinsip enkripsi, anonimitas, dan kontrol pengguna untuk menciptakan lingkungan online yang lebih aman.

“Algoritme pelestarian privasi menggunakan teknologi enkripsi untuk melindungi data pribadi selama transmisi dan penyimpanan. Dengan mengubah informasi menjadi kode terenkripsi, algoritme membuat akses tidak sah menjadi sulit bagi semua pihak untuk membaca atau menggunakannya.”.

Sekolah yang menjadi tuan rumah seminar online di Kabupaten Kampar Provinsi Riau antara lain: SMPN 3 Bonai Darussalam, SMAN 2 Tapung Hilir, SMAN 2 Tambang, SMAN 1, SMAN 2 Bangkinang Kota, SMAN 1 Kampar Timur, SMAN IT Al-Utsaimin Bangkinang, SMAN 1 SMA IT Bangkinang dan SMA 3 Tapung Hulu.

Narasumber lainnya, aktivis literasi digital Indonesia Moh. Ruf Aziz mengatakan Indonesia memiliki tingkat penetrasi internet yang tinggi dan pengguna perlu mewaspadai munculnya ancaman keamanan digital.

“Dengan 220 juta pengguna Internet (pada tahun 2024), Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar di dunia digital. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan dalam algoritma tertentu dan dimanfaatkan oleh pasar global,” jelas Moh. Ruf Aziz.

Sementara itu, Dosen Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional Vedi Hartoyo mengingatkan panelis untuk selalu waspada dan waspada terhadap penipuan digital seperti scam, spam, phishing, dan serangan hacking.

“Penipuan memangsa empati dan kecerobohan kita, sementara spam mengirimkan pesan-pesan yang meresahkan dalam bentuk iklan halus, baik itu penipuan data, penipuan, atau pencurian data yang sering terjadi.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *