Cerita Chyta, Lulusan Doktor Termuda Prodi Manajemen Pendidikan UNJ 

JAKARTA – Chyta Anindhyta, mahasiswa PhD program studi Manajemen Pendidikan UNJ diumumkan lulus dengan gelar kehormatan. Ia mempertahankan tesisnya di hadapan para penguji dengan judul “Strategi Kepemimpinan Digital untuk meningkatkan penelitian dan budaya profesi di perguruan tinggi”.

Chyta menyelesaikan masa studi selama 2 tahun 9 bulan dan menjadi doktor junior kedua pada program studi Manajemen Pendidikan.

Sebagai wisudawan termuda, Chyta merupakan lulusan program doktor ke-5.073 sejak program studi tersebut berdiri pada tahun 1978.

Baca Juga: Lulusan Doktor Uttar Pradesh Program Studi Ilmu Manajemen

Chyta menyampaikan disertasinya bertujuan untuk membuka perkembangan pemikiran tentang kepemimpinan digital di perguruan tinggi dan memberikan penguatan terhadap penerapan strategi kepemimpinan digital di perguruan tinggi untuk meningkatkan tumbuhnya budaya inovasi dan budaya penelitian.

Tak hanya mempertahankan argumentasi disertasinya, Chyta juga aktif menghasilkan karya dari studinya, seperti menerbitkan buku berjudul Digital Leadership: Adaptive Leaders in the Era of Society 5.0 dan menerbitkan jurnal secara internasional dan nasional.

Dalam pemaparannya, Chyta juga menyebutkan bahwa budaya pendidikan seringkali dipandang sebagai penyelesaian tugas tertentu sehingga upaya tersebut bertentangan dengan pencapaian pendidikan tinggi yang bermutu.

“Bagian penting dalam mencapai pendidikan bermutu adalah kepemimpinan dan staf,” ujarnya, dalam siaran pers, Rabu (26/6/2024).

Baca Juga: Inilah Maya Nabila, Lulusan PhD Termuda ITB Jurusan Matematika

Menurutnya, kepemimpinan digital mengacu pada peningkatan budaya riset dan inovasi yang menurutnya diperkuat pada kajian-kajian yang sudah ada.

Menurut Chyta, kepemimpinan digital hadir dalam transformasi model kepemimpinan yang ditujukan pada pengembangan pendidikan berbasis digital, seperti publikasi penelitian dan inovasi melalui penggunaan platform media sosial seperti saluran YouTube yang menjamin keterbukaan informasi dari sivitas akademika. masyarakat. . dan upaya untuk mempromosikan budaya inovasi.

Ia juga menjelaskan bagaimana kurikulum digital dapat diterapkan di perguruan tinggi seperti UNS yang menjadi fokus studinya.

“Teknologi digital membawa perkembangan baru dan teknologi menjadi kunci untuk memperoleh keunggulan kompetitif,” ujarnya.

Menurut Prof. Komariah, sebagai evaluator eksternal, keterampilan kepemimpinan digital merupakan upaya strategis bagaimana upaya digital dapat dilaksanakan melalui berbagai upaya yang menjamin keterbukaan dan partisipasi aktif berbagai kelompok dan bertujuan untuk memberikan dampak berkelanjutan yang berkelanjutan.

Profesor Ucu Cahyana selaku penguji mengatakan topik penelitian ini menarik dari segi kepemimpinan digital dalam meningkatkan penelitian dan budaya baru di perguruan tinggi.

Menurutnya, dunia digital kini sudah menjadi bagian lumrah dalam kehidupan sehari-hari, terutama berguna dalam proses kepemimpinan. Jadi menurut Prof. Singkatnya, budaya kepemimpinan digital merupakan kebutuhan penting bagi universitas saat ini.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa kepemimpinan digital bukanlah satu-satunya faktor penting dalam mendukung budaya riset dan inovasi.

“Artinya, pemimpin yang paham digital diperlukan namun bukan aspek terpenting dalam kepemimpinan organisasi,” jelasnya.

Profesor Eliana Sari selaku penguji juga mengatakan bahwa kepemimpinan digital harus mencakup keterampilan sosial digital dan kepercayaan digital karena kedua hal tersebut dianggap sebagai contoh kepemimpinan yang mendesak saat ini.

“Membangun lingkungan pendidikan digital harus sesuai dengan isu etika seperti pedoman,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *