Insiden Singapore Airlines: Mengenal 5 Jenis Turbulensi Pesawat dan Faktor Penyebabnya

JAKARTA – Akibat turbulensi parah, penerbangan Singapore Airlines SQ321 dari London menuju Singapura terpaksa dialihkan ke Bangkok. Bahkan, satu orang meninggal dunia dan banyak yang luka-luka.

Ini adalah kasus turbulensi yang sangat jarang terjadi. Korban turbulensi terakhir menurut IATA terjadi pada tahun 1997. Yaitu penerbangan United Airlines dari Tokyo ke Honolulu.

Selain itu, pada penerbangan komersial dan jarak jauh, Anda tidak perlu khawatir dengan turbulensi. Sebab menurut data, sering terjadi kecelakaan akibat turbulensi pada penerbangan lokal.

Secara umum, turbulensi disebabkan oleh berkumpulnya udara pada temperatur, tekanan atau kecepatan yang berbeda, ketika pola angin yang berbeda bertabrakan – seperti perahu yang menabrak air yang berombak.

Meskipun kondisi cuaca dan geografis tertentu seperti badai, pegunungan, dan munculnya awan tertentu dapat mengindikasikan turbulensi, ada juga “turbulensi udara jernih” yang dapat mengejutkan pilot pesawat dan muncul tanpa peringatan.

Stuart Fox, direktur operasi penerbangan dan teknis di badan penerbangan global IATA, mengatakan turbulensi terkadang terjadi secara tidak terduga. Berikut macam-macam turbulensi pesawat dan penyebabnya:

1. Clear Air Turbulence (CAT) Terjadi saat langit cerah dan tidak terlihat awan. Ketinggian menyebabkan perubahan kecepatan dan arah angin. Sulit diprediksi dan dideteksi dengan radar cuaca.

2. Turbulensi mekanis yang disebabkan oleh hambatan fisik seperti gunung atau gedung tinggi. Udara yang mengalir di sekitar hambatan tersebut menimbulkan pusaran dan gelombang yang menimbulkan turbulensi.

3. Turbulensi termal Karena perbedaan suhu udara yang besar. Udara hangat naik dan udara dingin turun sehingga menimbulkan arus udara yang tidak stabil.

4. Turbulent wake terjadi di belakang pesawat lain. Pesawat terbang menciptakan pusaran udara di ujung sayapnya, yang menyebabkan turbulensi pada pesawat yang terbang di belakangnya.

5. Badai dan awan Badai dan awan kumulonimbus menimbulkan turbulensi yang sangat kuat. Ini adalah jenis turbulensi yang paling berbahaya dan pilot biasanya berusaha menghindarinya.

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya turbulensi : – Kecepatan angin : semakin tinggi kecepatan angin maka peluang terjadinya turbulensi semakin besar.

– Ketinggian: Turbulensi udara cerah lebih sering terjadi pada ketinggian yang lebih tinggi.

– Musim: Turbulensi lebih sering terjadi pada musim panas karena perbedaan suhu udara yang lebih besar.

Penting untuk diingat bahwa turbulensi merupakan fenomena normal dalam penerbangan dan biasanya tidak berbahaya. Namun, turbulensi yang parah dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan cedera jika penumpang tidak mengenakan sabuk pengaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *