Survei: Kemasan Makanan dan Minuman yang Ramah Lingkungan Lebih Disuka

JAKARTA – Permasalahan lingkungan nampaknya berdampak pada daya beli masyarakat terhadap produk makanan dan minuman. Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan oleh perusahaan asal Swedia dan Swiss, Tetra Pak.

Dalam survei dengan 346 sesi wawancara pada tahun 2023 dan dilakukan di 19 negara, ditemukan bahwa perusahaan makanan dan minuman siap mengurangi penggunaan plastik sebagai kemasan dalam 5 tahun ke depan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa 3 dari 5 komitmen besar yang dilakukan perusahaan dalam bisnis berkelanjutan adalah mengurangi penggunaan plastik.

Terrynz Tan, ASEAN Sustainability Director, Tetra Pak, mengatakan lebih dari 50% perusahaan yang disurvei mengatakan konsumen merupakan salah satu faktor dalam upaya perusahaan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan riset konsumen terkait kemasan yang sebelumnya dilakukan oleh Tetra Pak, yaitu 3 dari 4 responden mempunyai kecenderungan untuk membeli produk jika brand tersebut membahas topik terkait lingkungan.

Sementara itu, sekitar 42% konsumen mengatakan bahwa mengubah harga eceran ke harga yang lebih tinggi dapat diterima jika kemasannya mengedepankan keberlanjutan dan memiliki bukti nyata adanya upaya untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Berdasarkan data survei, 77% perusahaan juga menyatakan kesiapannya atas biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan solusi manufaktur dan pemrosesan berkelanjutan, di antara tantangan makroekonomi yang mereka hadapi.

Hal ini sesuai dengan hasil COP28, konferensi perubahan iklim yang berlangsung beberapa waktu lalu di Dubai, bahwa para pelaku bisnis berkomitmen menerapkan bisnis berkelanjutan, termasuk Tetra Pak yang memiliki inisiatif untuk melakukan transformasi sistem pangan.

Dampak bisnis terhadap lingkungan telah menjadi fokus perhatian saat ini, dimana perusahaan terus-menerus didorong untuk menerapkan praktik pengurangan karbon dalam sistem pangan di seluruh dunia.

Praktik dekarbonisasi sistem pangan diperkirakan meningkat sebesar 10% dalam 5 tahun ke depan, mencapai sekitar 59%. Ketika ditanya bagaimana perusahaan pengemasan dapat berkontribusi, 65% perusahaan menyebutkan pentingnya inovasi dan upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim.

“Hasil penelitian ini membenarkan adanya perubahan peran konsumen atau pelanggan dalam kaitannya dengan lingkungan. Konsumen kini menginginkan merek makanan atau minuman yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan,” kata Tan.

“Kemasan berkelanjutan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi merupakan peluang bagi produsen untuk terhubung dengan pelanggan secara bermakna. Dengan memilih bahan terbarukan, merek memiliki keunggulan dan dapat menarik konsumen dengan kesadaran lingkungan yang sama,” ujarnya.

Sementara Gilles Tisserand, Wakil Presiden Iklim dan Keanekaragaman Hayati, Tetra Pak, mengatakan bahwa industri makanan dan minuman kini berada dalam periode yang sangat penting, memikirkan kembali bagaimana dunia usaha dapat membantu memecahkan masalah iklim dunia dan mengatasi dampak yang ditimbulkannya.

“Inovasi kami didasarkan pada nilai produk terbarukan dan dapat didaur ulang, memastikan dekarbonisasi dan keberlanjutan bahan kemasan dasar yang digunakan.” “Temuan seperti kemasan karton yang dianggap paling mendukung keberlanjutan oleh konsumen, sedangkan plastik sebaliknya, menunjukkan bahwa perusahaan berada di jalur yang tepat,” kata Zills.

Faktanya, perusahaan dapat menjual 46% lebih banyak kemasan polimer dengan bahan baku pabrik pada tahun 2023, dan jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021, yang menunjukkan komitmen industri makanan dan minuman untuk bergerak mendukung keberlanjutan, ujarnya. Dikatakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Cara Main Mahjong Ways 2
Slot Scatter Hitam
Slot Ovo Terbaru
Rahasia Slot Scatter Hitam
Slot Zeus MaxWin
Hitam Scatter Mahjong
RTP Slot Pragmatic Play
Pola Mahjong Ways 2