Jadi Pintu Gerbang IKN, Kampus ULM Diminta Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA – Universitas Lembung Mangkurat (ULM) Kalimantan Selatan didaulat menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah dan mangrove global. Sebab, kampus tersebut nantinya akan menjadi pintu gerbang Ibu Kota Negara Kepulauan (IKN).

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadlia saat memberikan kuliah umum di Universitas Lembung Mangkurat. Kuliah umum yang diikuti 1.500 peserta ini mengangkat topik “Potensi Penanaman Modal Negara (IKN) untuk Mendorong Pembangunan Perekonomian Nasional”.

“Sesuai perintah Rektor, saya akan bertemu dengan Menteri Pertanian dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera melaksanakan skema tersebut untuk kepentingan kampus,” ujarnya, Kamis (2/5/2024).

Menurut Bahlil yang juga mantan Ketua Umum HIPMI ini, kepindahan IKN ke Kalimantan akan membawa manfaat ekonomi bagi daerah penyangga lainnya seperti Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.

“Jadi kita mau pindah IKN, siapa yang diuntungkan?” Pertama Kalimantan, seluruh Kalimantan menjadi penyangga. Sekarang lihat, pertama, perekonomian Kalimantan Utara pasti akan mendapat manfaat di masa depan. Dan ini adalah konsentrasi perkotaan terbaik, yaitu 30% penggunaan, 70% alam. Ini adalah salah satu kota terbaik di dunia. “Mereka meminta saya untuk memimpin investasi,” kata Bahlil.

Terkait perencanaan investasi di IKN, Bahlil menjelaskan, klaster investasi pertama yang dipimpinnya mengutamakan investor atau pengusaha lokal, kemudian klaster kedua diisi investor asing.

“Jangan sampai asing menguasai pusat kota. Amanah dan percaya dalam menumbuhkan budaya baru dalam pengelolaan kota dan investasi. Di sana kita gunakan mobil listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Kita jadikan Indonesia sebagai kawasan non hutan. Dan Kalimantan Selatan sekitar Rp 7 triliun akan kita ciptakan kawasan sentral ekosistem industrialisasi dan memajukan sektor hilir pertanian, perkebunan, dan kelautan. “Kalimantan Selatan akan menjadi basis IKN yang pertama,” tegas Bahlil.

Sementara itu, Rektor ULM Ahmad Aleem Bachari mengatakan pihaknya berencana menjadikan ULM menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah dan mangrove dunia karena kehadiran ULM di Kalimantan Selatan merupakan pintu gerbang potensial besar bagi IKN. Ahmad menjelaskan, ada rencana membangun pelabuhan internasional. Selain itu, sebagai kampus, ULM diharapkan dapat berperan dalam pelestarian lingkungan hidup.

Pelabuhan internasional IKN tidak akan berada di Kalimantan Selatan, melainkan di Kabupaten Kota Baru yang akan dihubungkan melalui jalan tol yang berjarak 1,5 jam dari Kabupaten Panjam Pasar Utara, sehingga ULM berupaya menjaga lingkungan sisi pelabuhan. . kata Ahmed.

Ahmad mengaku telah mengusulkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektare untuk dijadikan pusat penelitian lahan basah dan mangrove global. “Bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kami telah mengusulkan untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektar dan informasinya telah disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menunggu persetujuan,” ujarnya.

Selain kerja sama dengan KLHK, Rektor ULM Ahmad Aleem Bachari menjelaskan, pihak kampus juga melakukan perjanjian dengan PT Inhutani untuk mengelola lahan seluas 1.700 hektare untuk menjadi pusat pengembangan pengelolaan agribisnis.

“Saat ini ULM akan diberikan lahan seluas 1.700 hektar untuk dijadikan pusat pengembangan pengelolaan agribisnis terpadu. Jika hal tersebut bisa tercapai maka ULM akan menjadi pemain ekspor nasional karena saat ini produksi kopi sedang mengalami penurunan dan seharusnya bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Seperti diketahui, Universitas Lembung Mangkurat merupakan universitas tertua di Kalimantan. Kampus ULM saat ini menyandang status Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri (PTN). Saat ini mempunyai 11 fakultas yang juga menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan ciri kewirausahaan terbaik berbasis lingkungan lahan basah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *