Jelang Iduladha, Limbah Hewan Kurban Diminta Jangan Dibuang di Saluran Air

JAKARTA – Seluruh Panitia Qurban dan masyarakat diimbau untuk melaksanakan ibadah kurban dengan ramah lingkungan atau mengikuti prinsip “Eco Qurbani” pada Idul Adha 1445 H. Hal itu dibenarkan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI.

Hal ini disebutkan dalam Peraturan Gubernur DKI No. 10 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengelolaan Penyembelihan Hewan Kurban.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto menjelaskan prinsip “Eco Sacrifice” dijalankan tanpa mengorbankan dan mencemari lingkungan, baik pada saat maupun setelah pelaksanaan.

“Jangan biarkan kotoran hewan kurban seperti darah dan usus tidak diolah hingga dibuang, kemudian dibuang ke saluran air, selokan, dan sungai,” kata Espe melalui keterangan tertulis, Kamis (13/06/2024).

Ia mengatakan, jika kotoran hewan kurban tidak dikelola dengan baik, maka bisa saja rusak lingkungan karena baunya, sehingga juga mengancam kesehatan masyarakat sekitar.

Lebih lanjut Asp juga menjelaskan, membuang kotoran hewan kurban ke badan air dapat merusak ekosistem.

Sederhananya, ikan bisa mati di perairan jika kotoran dari perut hewan korban dibuang ke sana, kata Espe.

Untuk menghindari hal tersebut, ia mengimbau warga Jakarta untuk mengubur kotoran hewan kurban di dalam lubang tanah dengan ukuran minimal 1 meter kubik 400-600 kilogram (kg) untuk sapi dan minimal 0,3 meter kubik untuk kambing -35 kg.

Selain itu, sampah tersebut dapat didaur ulang dengan menggabungkannya dengan komposter Maggot Black Soldier Fly Bioconversion hingga dikirim ke tempat pengolahan untuk ditangani dengan baik.

Saat ini DLH DKI Jakarta juga gencar mengkampanyekan penggunaan kantong plastik sekali pakai dalam pembagian gading gajah kepada para korban. Sebagai pilihan, Espe mengatakan bisa menggunakan wadah daging kurban yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

“Keranjang bambu, daun pisang, daun jati, dan lain-lain. yang berasal dari bahan alami, atau wadah reusable yang masih layak dan higienis”, pungkas Asep.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *