Kata Putin, AS Tak Akan Selamatkan Sekutu NATO-nya Jika Dilenyapkan Bom Nuklir Rusia

MOSKOW – Presiden Vladimir Putin mengatakan jika negara anggota NATO di Eropa berhasil memprovokasi respons nuklir dari Rusia, Amerika Serikat (AS) bisa diam saja.

Di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Putin ditanya tentang retorika yang semakin agresif dari beberapa negara Eropa, yang disamakan oleh moderator Sergei Karaganov dengan gonggongan hyena.

“Negara-negara Eropa harus berpikir: jika pihak-pihak yang terlibat dalam pertukaran nuklir dihilangkan, akankah Amerika berpartisipasi dalam pertukaran senjata strategis atau tidak? Saya sangat meragukannya,” kata Putin menanggapi komentar Karaganov.

Presiden Rusia menjelaskan bahwa meskipun Amerika Serikat dan Rusia sama-sama memiliki sistem peringatan dini rudal yang dikembangkan dengan baik, negara-negara anggota NATO di Eropa tidak.

“Dalam hal ini, mereka sedikit banyak adalah penyandang disabilitas,” ujar Russia Today, Minggu (9/6/2024).

“Selain itu, senjata nuklir taktis Rusia tiga hingga empat kali lebih kuat dibandingkan bom yang digunakan Amerika terhadap Hiroshima dan Nagasaki,” lanjut Putin.

“Kita punya lebih banyak lagi – baik di benua Eropa dan meskipun Amerika Serikat mendatangkannya dari Amerika – kita masih punya lebih banyak lagi.”

Putin mengatakan perang nuklir seperti itu akan menimbulkan korban jiwa yang sangat besar.

Meskipun tidak mengesampingkan perubahan terhadap doktrin nuklir Rusia, Putin mengatakan bahwa ia akan mengizinkan penggunaan senjata atom saat ini jika kedaulatan dan integritas wilayah Rusia terancam, namun hal ini tidak berlaku saat ini.

Memang benar, menurut Putin, tidak perlu membicarakan percepatan energi nuklir, ketika tentara dan industri pertahanan Rusia sudah lebih efisien dan jauh lebih kuat dibandingkan musuh-musuhnya dalam hal lapis baja dan kekuatan udara.

Amerika dan sekutunya telah memindahkan senjata, amunisi dan peralatan ke Ukraina selama dua tahun terakhir, bersikeras bahwa mereka ingin memberikan kekalahan strategis pada Rusia, namun bukan pihak dalam konflik tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Washington, London dan negara-negara anggota NATO lainnya mengumumkan bahwa mereka mencabut pembatasan penggunaan senjata oleh Kiev terhadap Rusia, sehingga mendorong Moskow untuk mengambil tindakan balasan.

Mengutip kebutuhan untuk mengirim pesan ke Barat, Kremlin bulan lalu memerintahkan wilayah militer yang berbatasan dengan Ukraina untuk menahan diri dari latihan proliferasi nuklir strategis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *