Kehebatan Heidar-7, Kendaraan Lapis Baja Buatan Iran

JAKARTA – Perang antara Iran dan Israel masih terus berlangsung. Kedua belah pihak saling menyerang dengan rudal, drone, dan senjata lainnya. Di tengah konflik terbuka ini, Iran memamerkan kendaraan lapis baja Heidar-7 buatannya.

Haidar-7 merupakan salah satu hasil modernisasi terkini yang ditunjukkan dalam parade militer yang diadakan pada tanggal 18 April 2024 dalam rangka Hari Tentara Republik Islam Iran.

Majalah Army Recognition pada Sabtu (27/4/2024) memberitakan bahwa Heidar-7 merupakan versi modern dari BTR-60PB buatan Soviet. Kendaraan ini mendapat penyempurnaan signifikan, antara lain turret baru dengan autocannon 23 mm serta perlindungan tambahan berupa Explosive Reactive Armor (ERA) pada sisi turret dan lambung.

Heidar-7 pertama kali dipresentasikan pada Pameran Industri Pertahanan Iran 2017. Kendaraan ini dikembangkan dari sasis BTR-60PB yang beroperasi sejak tahun 1961. Turret asli BTR-60PB digantikan oleh stasiun senjata baru yang dikendalikan dari jarak jauh dan dipersenjatai dengan meriam otomatis 23 mm. Bodi dan kubah mobil juga dilengkapi lapisan pelindung ERA.

Meriam 23 mm Heidar-7 mirip dengan meriam antipesawat ZU-23-2 Soviet. Kemampuan ini memungkinkan Heidar-7 untuk menyerang pesawat terbang rendah hingga jarak 2,5 km dan kendaraan lapis baja hingga jarak 2 km, sehingga meningkatkan fleksibilitas operasionalnya.

Selain itu, kendaraan ini memiliki kubah dengan kemampuan jelajah 360 derajat dan stabilisasi penuh yang dikendalikan dari dalam kendaraan. Posisi penembak terletak strategis di sisi kanan depan lambung, berhadapan dengan pengemudi. Stasiun penembakan dilengkapi dengan layar monitor, yang membantu melakukan operasi kapan saja, siang dan malam.

Desain Heidar-7 masih menggunakan baja yang sama dengan BTR-60PB aslinya. Baik pengemudi maupun penembak terletak di depan lambung kapal dan dilindungi oleh kaca depan yang dapat ditutup dengan penutup menghadap ke atas dalam situasi pertempuran. Peningkatan Heidar-7 mencerminkan upaya Iran untuk memperkuat kemampuan militernya di tengah sanksi ekonomi internasional yang sedang berlangsung.

Sejak penggulingan Shah pada tahun 1979, Iran telah mengalami perubahan besar dalam strategi dan kemampuan militernya. Perubahan-perubahan ini sebagian besar didorong oleh perlunya kemandirian dalam menghadapi sanksi internasional dan isolasi geopolitik. Aspek kunci dari perubahan ini adalah akuisisi dan adaptasi peralatan militer dalam negeri asal Rusia, yang semakin diintegrasikan oleh Iran ke dalam angkatan bersenjatanya.

Setelah revolusi, Iran tidak dapat membeli peralatan militer dari pemasok Barat yang biasa menjadi langganannya. Akibatnya, Iran beralih ke Rusia, dan negara-negara lain, untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selama bertahun-tahun, Iran telah membeli berbagai peralatan militer dari Rusia, termasuk pesawat terbang, kapal selam, dan sistem pertahanan udara. Akuisisi ini tidak hanya akan memperkuat kemampuan militer Iran, namun juga akan memberikan landasan bagi inovasi pertahanan dalam negeri.

Dalam dekade terakhir, industri pertahanan Iran telah mencapai kemajuan besar dalam mengembangkan teknologinya. Upaya-upaya ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mencapai swasembada dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing. Produksi kendaraan seperti Heidar-7, versi modern dari BTR-60PB era Soviet, adalah contoh utama dari inisiatif ini. Dengan menggabungkan teknologi modern seperti stasiun senjata yang dikendalikan dari jarak jauh dan pelindung jet yang dapat meledak, Iran telah meningkatkan kemampuan platform lama untuk memenuhi kebutuhan medan perang saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *