Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menyelenggarakan program “Mari Kita Lihat Bersama” (nobar) bertajuk “Kreativitas di Dunia Digital Sejak Kecil” pada tanggal 18 April 2024 di Jakarta Selatan dan Wilayah Barat. Jakarta, DKI Jakarta berencana meningkatkan literasi digital hingga 50 juta orang pada tahun 2024 melalui #MakinCakapDigital Indonesia. Program ini ditujukan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Jakarta Selatan 1, 2, dan Jakarta Barat Wilayah 2 dengan total peserta 67.000 orang.

Pada tahun 2021, survei Indeks Literasi Digital Publik Indonesia 2022 yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Katadata Insight Center menyebutkan Indonesia masih berada pada kategori “sedang” dengan skor 3,49 dari 5,00. Webinar Project Kecerdasan Digital Bidang Pendidikan merupakan salah satu upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam memfasilitasi transformasi digital di bidang pendidikan, #MakinCakapDigital Indonesia.

Proyek Nobar, kata Direktur Direktorat Jenderal Teknologi Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan, mengatakan perlunya mempersiapkan talenta digital Indonesia yang mampu memanfaatkan dan memanfaatkan peluang perkembangan teknologi digital. risiko dan – bangkit darinya. Samuel menyampaikan empat pilar literasi digital: keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.

Pembukaan kedua proyek tersebut disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arieh Setiadi yang memaparkan manfaat ekonomi dari proyek literasi digital, seperti penciptaan lapangan kerja, partisipasi masyarakat, dan kegiatan berbasis ekonomi digital.

Menkominfo juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital untuk memajukan Indonesia.

Program nobar ini dirancang untuk mengenalkan siswa pada literasi digital dengan mudah. Sesi Nobar diawali dengan penayangan film animasi berjudul “4 Langkah Menuju Literasi Digital”. Empat langkah yang dimaksud adalah interaksi, partisipasi, kolaborasi, dan pengendalian diri sebagai mahasiswa #MakinCakapDigital.

Tiga peserta kemudian memberikan gambaran mengenai literasi digital. Sambutan pertama disampaikan oleh Bevola Kusumasari, Sekretaris Jenderal IAPA, Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM, yang menyoroti pentingnya peran keamanan digital dalam mencegah kejahatan di dunia digital, khususnya buku anak. .

Pelajari cara mengenali informasi palsu sejak dini, terlepas dari apakah itu berasal dari sumber yang terpercaya atau dapat diandalkan. Pastikan informasi yang kami terima berasal dari sumber terpercaya, dan jangan menyebarkan informasi tanpa memverifikasi keakuratannya.

Bewaola juga mengingatkan para pelajar untuk menjadi pengguna media sosial yang baik. Penggunaan media sosial yang efektif dan efisien. Poin terakhir yang dibuat Bevaola adalah melindungi informasi pribadi di Internet agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

“Tidak ada yang 100% aman di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan risikonya semaksimal mungkin. Memang sedikit rumit, tapi akan membuat kita lebih aman, tapi kita harus berpikir matang-matang dan jangan terlalu mudah percaya pada orang lain. “Saudara-saudara sekalian, semoga kita bisa menjadi generasi yang cerdas dalam memanfaatkan media digital,” pungkas Bevola.

Sementara itu, orang kedua yang mengerjakan proyek ini, pendidik dan pakar digital Anang Dermawan mengatakan, pengguna internet, khususnya pelajar, sedang menghadapi tantangan budaya digital. Sebagai pengguna internet, penting untuk menggunakan asas Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan dalam menggunakan media sosial, dan penggunaan budaya asing tidak akan merugikan.

Budaya digital bisa menjadi peluang untuk memahami kreativitas kita. Salah satu upaya yang potensial adalah dengan membuat vlog atau blog tentang budaya Indonesia dengan berbagi cerita, pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai tradisi dan budaya Indonesia.

“Dunia digital adalah dunia kita saat ini. Maka mari kita isi, jadikan sebagai tempat budaya dimana kita bisa belajar, berkomunikasi, tumbuh, berkembang, dan menjadi bangsa yang modern dan berakhlak mulia,” kata Anang.

Kemudian, orang ketiga yang mengerjakan proyek tersebut, Dr Imam Wichaksono mengatakan, saat ini subindeks keterampilan digital pengguna internet Indonesia masih rendah. Sederhananya, pengguna internet dapat dikatakan melek digital ketika mengetahui dan memahami cara menggunakan dan mengoperasikan perangkat keras, khususnya perangkat lunak sebagai sarana perlindungan terhadap serangan siber. Untuk menghindari perilaku buruk, tidak penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang lingkungan bisnis online seperti dompet digital, pasar, dan bisnis digital.

Acara Nobar ditutup dengan sesi tanya jawab antara seluruh peserta dan fasilitator. Seorang siswa mengajukan pertanyaan tentang melaporkan dan menghapus situs web yang berisi perkataan yang mendorong kebencian.

“Dapatkah kami melaporkan atau menghapus situs web yang mengandung ujaran kebencian, iklan pribadi, konten tidak senonoh, dan lainnya? Dan jika demikian, bagaimana kami melakukannya?” dia berkata.

Bevola menjawab pertanyaan ini dan menjelaskan bahwa pada dasarnya kami dapat menghapus unggahan kami secara manual. Namun ketika orang lain mengambil gambar atau mengambil video dan komentar yang kita unggah dan menggunakannya untuk tujuan yang tidak perlu, itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Jadi, selalu gunakan media sosial dan pikirkan baik-baik sebelum memposting.

Program nobar “Kreatif di Dunia Digital Sejak Kecil” merupakan salah satu program di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan program digital yang dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD ). ). ).

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat dilihat di website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook page Literasi Digital, dan channel YouTube Literasi Digital Kominfo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *