Malaysia dan Singapura Ternyata Tak Senang RI Punya Industri Semikonduktor

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Malaysia dan Singapura tidak akan senang jika Indonesia mengembangkan industri semikonduktor. Mereka mencoba membuat keributan dengan membagi-bagikan

Untuk mencegah Indonesia mendirikan pabrik semikonduktor sendiri untuk menjadi produsen berbagai produk elektronik.

“Singapura dan Malaysia tidak senang sehingga terus membuat keributan dengan lembaga swadaya masyarakat untuk menghalangi Indonesia masuk ke industri semikonduktor. Ini kenyataannya,” kata Airlangga dalam seminar ekonomi di Sekolah Tinggi Kanisius, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11/2024).

Dia menjelaskan, pemerintah saat ini sedang mempersiapkan pembangunan pabrik manufaktur semikonduktor dengan memanfaatkan investasi Amerika Serikat (AS) dan China. Investasi tersebut diperlukan karena membangun pabrik semikonduktor membutuhkan biaya yang mahal.

“Indonesia menjadi negara ketujuh yang disiapkan semikonduktor AS dari China, dan integrasinya akan kami lakukan di Pulau Rempang dengan investasi sebesar US$12 miliar,” jelasnya.

Namun, masih terdapat tantangan dalam pengembangan industri ini, salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM). Ke depan, Indonesia masih membutuhkan sumber daya manusia di bidang mikroelektronika dan megatronik yang cukup banyak.

Namun, dia mengatakan Indonesia sebelumnya memasuki industri semikonduktor pada masa Menteri Tenaga Kerja Abdul Latif antara tahun 1993 hingga 1998. Namun sayangnya, dengan dimulainya masa robotisasi, perkembangan industri semikonduktor tidak berkembang, sehingga banyak perusahaan asing yang pindah ke Malaysia.

“Dulu di Indonesia ada (perusahaan semikonduktor), tapi saat itu Menteri Tenaga Kerja Pak Latif tidak setuju kalau semikonduktor harus dirobotisasi, jadi dia pindah ke Malaysia,” kata Menko. Airlangga. .

“Saat ini, 40% ekspor Malaysia berasal dari barang elektronik. Kini Indonesia harus mengambil langkah mundur. Semikonduktor Indonesia hanya dalam pengolahan, pengujian, dan perakitan,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *