Moskow – Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa negara-negara Barat telah menyatakan perang melawan Moskow tanpa aturan.
Oleh karena itu, kata dia, Moskow harus menggunakan setiap kesempatan untuk menimbulkan kerusakan sebesar-besarnya terhadap negara-negara Barat tersebut.
Menurut mantan presiden Rusia tersebut, setiap kelemahan AS dan sekutunya harus dieksploitasi untuk melemahkan dan mengganggu kehidupan warganya.
Komentarnya merupakan tanggapan terhadap sanksi terbaru yang diumumkan Washington.
“Apakah mereka takut kita akan menyerahkan senjata kita kepada musuh-musuh dunia Barat? Untuk menyebarkan semua jenis senjata kecuali nuklir (sebelumnya)!
Apakah mereka takut akan gelombang anarki dan kejahatan di kota-kota besar? Kita harus mengganggu hak-hak mereka! Lanjutan
Menurutnya, Rusia bisa saja melancarkan perang di luar angkasa dan melakukan perang psikologis terhadap warga negara Barat. “Mereka sangat kesal di bawah selimut kenyamanan mereka sendiri,” katanya.
“Dan menyebarkan gelombang berita palsu untuk mengubah hidup mereka menjadi mimpi kabur dimana mereka tidak bisa membedakan kenyataan dari khayalan,” ujarnya.
Moskow, lanjut Medvedev, harus mengecualikan energi, industri, transportasi, perbankan, dan infrastruktur sosialnya.
“Ada kekhawatiran bahwa semua infrastruktur penting akan hancur,” kata pemimpin tersebut, yang merupakan sekutu politik Presiden Vladimir Putin.
Serangan terbaru AS terhadap perusahaan-perusahaan Rusia menargetkan sektor energi, logam, pertambangan, dan ekonomi. Hal ini memaksa Bursa Efek Moskow untuk menangguhkan perdagangan dolar AS dan uang tunai, antara lain.
Paket sanksi tersebut merupakan yang terbesar sejak konflik Ukraina meletus menjadi permusuhan terbuka pada Februari 2022, menurut perkiraan Departemen Keuangan AS.
Medvedev mengklaim bahwa kampanye “kerusakan maksimum” yang digariskan dalam postingannya lebih baik daripada mengabaikan kekuatan Barat dan mendesak Rusia untuk berperilaku sesuai.
