JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) ingin menciptakan standar waktu internasional yang terintegrasi di bulan. Hal itu dilakukan karena banyak pihak yang mulai melakukan eksplorasi luar angkasa secara intensif.
Arahan yang dikeluarkan pada awal April 2024 memberi badan antariksa AS NASA waktu hingga akhir tahun 2026 untuk membangun LTC. Sistem baru ini harus memenuhi beberapa kriteria utama.
Pertama, sistem baru ini harus melacak waktunya berdasarkan Waktu Universal Terkoordinasi (UTC), sistem berbasis Bumi yang mengatur zona waktu global. LTC juga harus sangat akurat untuk upaya ilmiah dan pendaratan pesawat ruang angkasa. Selain itu, sistem ini diharapkan dapat bekerja secara mandiri jika terjadi komunikasi dengan Bumi, dan dapat diadaptasi untuk digunakan dengan benda langit lainnya di masa mendatang.
Selain permasalahan internasional, masih banyak permasalahan teknis yang perlu diselesaikan. Karena gravitasi yang lebih lemah dibandingkan bumi, jam berjalan lebih cepat, sekitar 56 mikrodetik lebih cepat setiap hari. Satu hari lunar berlangsung sekitar 29,5 hari Bumi. Itu sebabnya NASA dan organisasi lain menggunakan “Waktu Bulanan Bulanan” atau “Waktu Standar Bulan”.
Arahan dari Gedung Putih ini menyoroti meningkatnya perhatian internasional terhadap eksplorasi bulan. Ketika persaingan untuk mendapatkan sumber daya bulan dan pembentukan kehadiran manusia yang berkelanjutan di Bulan semakin meningkat, standar meteorologi yang seragam adalah dasar untuk kelancaran kerja sama dan menghindari potensi konflik.
Indian Express melaporkan pada Senin (4/8/2024) bahwa selama beberapa tahun ke depan, NASA akan memimpin proyek baru ini, yang akan membuka jalan bagi masa depan di mana penentuan waktu di bulan akan menjadi hal yang biasa seperti memeriksa jam. . di dunia. Peluncuran LTC yang sukses akan mewakili langkah maju yang besar dalam upaya umat manusia untuk membangun pijakan permanen di luar angkasa.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadhan
