Pakar Psikologi Sebut Generasi Z Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental

SURABAYA – Generasi Z lahir dengan perubahan mendadak. Keadaan ini membuat generasi ini kurang bahagia. Generasi Z lebih rentan terhadap penyakit mental.

Demikian hasil analisis pakar psikologi dan perkembangan anak Universitas Airlangga (Unair), Profesor Dr Nurul Hartini SPsi MKes Psikolog. Ia mengatakan salah satu penyebab Gen Z kurang bahagia adalah penyalahgunaan media sosial.

Prof. Nurul mengatakan, tidak dapat dipungkiri keberadaan media sosial telah memberikan kemudahan bagi generasi Z. Namun agar media sosial menjadi platform yang baik, Anda perlu memberikan perhatian khusus dalam penggunaannya.

“Pada dasarnya jejaring sosial itu punya dua sisi. Artinya, kalau digunakan dengan benar maka bermanfaat, jika salah digunakan bisa berdampak negatif,” ujarnya.

Prof. Nurul menjelaskan fenomena tersebut tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan tercipta melalui proses jangka panjang. Orang tua dan keluarga mempunyai peran besar dalam menciptakan lingkungan positif sejak kecil.

Ia menambahkan, di era digitalisasi, orang tua harus mengikuti pola pengasuhan yang baik dan sehat. Salah satunya adalah konseling dini dan perawatan yang tepat dalam menggunakan media sosial. Anak-anak tanpa pengawasan orang tua rentan terhadap interaksi sosial yang negatif.

“Anak-anak yang terpapar sesuatu di media sosial terkena dampaknya. Seperti anak-anak yang dikritik oleh temannya di media sosial, itu berdampak pada anak-anak,” jelasnya.

Faktor penting lainnya yang mempengaruhi kesehatan mental Gen Z adalah kebanyakan dari mereka memiliki lebih dari satu akun media sosial. Pasalnya, sebagian besar dari mereka tidak mau menunjukkan jati dirinya di media sosial.

Prof. Nurul menilai adegan tersebut menunjukkan perilaku buruk. Di media sosial, Gen Z tampaknya harus menunjukkan tanggung jawab. Jika hal ini berlangsung cukup lama, maka akan berdampak pada otak mereka.

“Tentunya mereka bosan dengan fenomena ini. Di sini kita melihat bahwa pendidikan keluarga adalah perlindungan terhadap negativitas sosial bagi Generasi Z,” ujarnya.

Profesor Manajemen Diri Nurul menghimbau Generasi Z untuk mengatur diri sendiri dan mengontrol penggunaan media sosial serta membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial. Dengan pembatasan tersebut, Gen Z akan mengurangi dampak negatif media sosial.

‘Ya, pengendalian diri ini bisa mencakup berapa lama kita terpapar media sosial. Misalnya, setelah 1-2 jam Anda merasa lelah menggunakan jejaring sosial, Anda harus segera berhenti dan mencari hal lain yang dapat mengalihkan perhatian Anda, jelasnya.

Menurutnya, penggunaan jejaring sosial tidak ada batasannya. Hanya Anda yang tahu batas waktunya. Melalui manajemen diri yang baik, penyakit mental Gen Z bisa terhindarkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *