Pengamat Persoalkan Penundaan Pelantikan Pejabat oleh Pj Gubernur Papua Barat Daya

Papua Barat Daya – Penjabat Gubernur (PJ) Papua Barat Daya Mohammad Abd Mussaad diduga sengaja menunda pelantikan puluhan pejabat Eselon II, III, dan IV. Komentar tersebut dilontarkan analis politik Papua, Ortisan Kambu.

“Ini negara baru dan saat itu dia hanya menunjuk beberapa anggota saja. Yang lainnya masih diperiksa dengan baik. Kalian semua memenuhi syarat yang kalian masuki. II, III, IV nama Eselon datang. Kalau diumumkan, ya sudah.” seharusnya sudah dimulai, “kata Ortisan.

Pak Qambu mengatakan, penundaan ini disengaja oleh penjabat gubernur Mohammad Abd Musad karena diyakini akan mempengaruhi penerapan anggaran.

“Tetapi menurut saya ada yang menghambat pembentukannya. Faktanya, jika Eselon II hingga IV tidak dibentuk, maka akan berdampak pada alokasi anggaran dan berdampak pada pelayanan di kabupaten tersebut.

Pak Kambu juga menekankan keunikan kehadiran Pak Musa’ad di barat daya Papua. Padahal, Musaad mengaku hanya beberapa kali berkunjung ke kantornya. Ia kerap bepergian ke luar daerah bahkan luar negeri.

“Dia jarang tinggal di Papua, biasanya di Jakarta, kadang hanya sebulan di Jakarta, dan seminggu di Papua.”Dia sering bekerja di luar negeri.

Pak Kambu juga membenarkan apa yang dilakukan Bupati yang menurutnya tidak terlalu serius dalam menjalankan tugasnya sebagai Bupati. Gubernur Musaad yang diklaimnya melakukan hal tersebut hanya bisa merantau dari satu tempat ke tempat lain.

“Gubernur tidak pernah ada di kantor, dan dia tidak mau punya jabatan gubernur. dia. Tapi sekarang tidak,” katanya.

Menjelang pemilihan kepala daerah (pirkada), Presiden Kambu khawatir bagaimana menyikapi penundaan anggaran pelantikan.

“Pilkada akan dimulai dalam waktu dekat, tapi bagaimana anggarannya dibelanjakan karena anggarannya habis.” “Kegiatan masyarakat harus segera dilakukan,” ujarnya.

Pak Kambu menghimbau kepada gubernur agar mengangkat perwira divisi dua, tiga, dan empat secara bersamaan dan tidak menunda-nunda.

“Tahap II, III, dan IV harus segera kita mulai dalam satu langkah. Khusus Eselon II, jangan tunggu bulan ini, bulan ini III, dan seterusnya. “Sebentar lagi pilkada digelar, tapi apa gunanya kalau belum ada penunjukan atau pilkada sudah terlanjur digelar?”

Menggaungkan pendapat warga Eyemouth, Abraham Howey berkata: “Wakilnya.” Gubernur Musaad sengaja meninggalkan gerakan Masyarakat Adat Papua (OAP) kepada pemerintah Papua Barat Daya. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika OAP telah lulus ujian Pegawai Senior Pratama (PJPT).

“Sangat disayangkan tidak dilaksanakan upacara pelatihan bagi perwira yang terpilih, terutama perwira kedua yang namanya diumumkan pada April lalu.

Tertundanya pengangkatan puluhan Pejabat Eselon II (ASN) ini akan memberikan kesan buruk terhadap pemerintah pusat terhadap OAP. Sebab, perwakilan pemerintah pusat kurang mendapat perhatian dalam pengelolaan dan pemeliharaan ASN.

“Ini juga bisa menjadi contoh buruk bagi pemerintah pusat yang tidak peduli terhadap harkat dan martabat ASN OAP. Seharusnya pemerintah mengkaji ulang kinerja para pemain. Gubernur Jenderal Musa’ad kembali. Kinerja lebih baik dari Musa’ iklan “Masih banyak pekerja OAP yang bisa menunjukkan kemampuannya,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *