Pentagon Sangkal Operasi Pembebasan Sandera Israel Gunakan Dermaga Gaza

WASHINGTON – Pentagon pada Senin (10 Juni 2024) berupaya menghilangkan kesalahpahaman di media sosial bahwa Israel sedang melakukan operasi penyelamatan sandera dari dermaga terapung militer di lepas pantai Gaza, AS.

Reuters melaporkan bahwa Pentagon mengatakan hal tersebut tidak terjadi dan tidak ada personel AS yang terlibat.

Namun, juru bicara Pentagon Mayjen Patrick Ryder membenarkan bahwa helikopter Israel melakukan operasi “di sekitar” dermaga, yang menurut Joe Biden adalah sarana untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan Palestina Presiden AS Biden.

“Hampir saja, tapi menurut saya itu hanya kebetulan,” kata Ryder merujuk pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF). “Sekali lagi, dermaga, peralatan, dan personel yang mendukung operasi kemanusiaan tidak ada hubungannya dengan operasi penyelamatan IDF.” dikatakan.

Dalam serangan hari Sabtu di Gaza, pasukan Israel membebaskan empat sandera yang ditahan oleh Hamas sejak Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Israel membantai 274 warga Palestina dalam operasi hari Sabtu.

Ryder mengatakan militer AS sedang mencoba untuk “menyangkal beberapa klaim tidak akurat tentang dermaga yang beredar di media sosial.”

“Pasukan Pertahanan Israel tidak menggunakan fasilitas dermaga kemanusiaan, termasuk peralatan, personel, atau aset, selama operasi penyelamatan sandera di Gaza. Namun, 492 ton bantuan tiba dari dermaga pada hari Sabtu telah ditangguhkan sejak Minggu karena cuaca buruk,” bunyi pernyataan dari Komando Pusat AS.

Komando Pusat AS mengatakan kesadaran bahwa dermaga tersebut dapat digunakan oleh Israel untuk tujuan militer dapat melemahkan upaya AS untuk memperluas bantuan kepada Palestina dan meningkatkan ancaman terhadap pasukan AS.

Ryder mengakui adanya misinformasi dan disinformasi mengenai operasi militer AS di Timur Tengah.

Namun dia membantah bahwa kesalahpahaman saat ini mengenai penggunaan dermaga oleh Israel menimbulkan peningkatan ancaman terhadap militer AS, yang memiliki sistem pertahanan udara untuk melindunginya dari kemungkinan serangan roket.

“Tidak, menurut saya hal ini tidak menempatkan militer kita pada risiko yang lebih besar,” katanya, tanpa menjelaskan bagaimana ia sampai pada kesimpulan tersebut.

Perang Israel-Palestina kini memasuki bulan kesembilan, dengan militan pimpinan Hamas melancarkan serangan di Israel selatan yang telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut data Israel.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina dan membuat sebagian besar wilayah kantong itu menjadi kosong, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *