Perkuat Internasionalisasi, Untar Kenalkan Budaya Membatik hingga Tari di Vietnam

Jakarta – Untar menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat Internasional (PKM) “Cultural Outreach Program” di FPT University, Hanoi, Vietnam. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa Vietnam pada budaya Indonesia.

Puluhan mahasiswa FPTU peserta program tersebut dilatih membatik dengan menggunakan tas jinjing dan tarian tradisional.

Sri Tiatri, Dekan Jalur Batik FPSI Universitas Tarumangara (Untar), Psikolog dan Dr. Heti Karuniya Tunjangasari, Manajer PKM Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untar.

Hetty mengatakan, program ini merupakan langkah penting dalam membuka wawasan budaya mengenai perbedaan dan persamaan antar budaya.

Baca juga: Halal Bihalal Unta Promosikan Budaya Cirebon, Rektor: Tradisi Jaga Silaturahmi

“Program ini tidak hanya memperkaya pengetahuan global, tetapi juga dapat mempererat hubungan Indonesia dan Vietnam melalui pemahaman budaya yang lebih dalam,” kata Hattie melalui siaran pers, Kamis (2/5/2024)”

Sementara sebagai pemateri tari, mahasiswa Fakultas Psikologi UNTAR Anisa Husnul Pahitama yang mengajarkan tari Goyang Karawang dari Jawa Barat, serta mahasiswa Fakultas Hukum UNTAR Jelita Damai Sophia Lorenza Sihite yang mengajarkan tari Tor-Tor dari Sumatera Utara.

Anisa dan Jelita mengatakan, program ini mendapat respon positif dari mahasiswa FPTU. Ia mengaku senang melihat antusiasme peserta.

Baca juga: Rektor Utara dorong dosen raih pangkat akademik Profesor

“Mahasiswa FPTU sangat antusias mempelajari budaya Indonesia. “Mereka cepat belajar sehingga pada akhirnya kami bisa menari dengan baik,” kata Jelita.

Ia pun mengapresiasi CAMEL yang telah memberinya kesempatan mengikuti ajang PKM internasional.

Di sisi lain, mahasiswa FPTU Tran Tuan Phong mengucapkan terima kasih kepada Camel yang telah menyelenggarakan acara tersebut. Dikatakannya, mahasiswa FPTU bersemangat mempelajari budaya Indonesia.

“Terima kasih Untar atas pengenalan budaya Indonesia yang menarik ini. Kami akan datang ke Indonesia suatu saat nanti,” kata mahasiswa FPTU Yen Tran Thi Hai.

Implementasi kerjasama Untar di Vietnam

Program PKM internasional ini merupakan bagian dari kunjungan delegasi Untar ke Vietnam dalam rangka implementasi kerja sama Untar dengan KBRI Hanoi dan dua universitas Vietnam yang telah diresmikan pada Januari lalu.

Selain PKM internasional, kerja sama juga diwujudkan dalam kegiatan konferensi internasional bertema “Collaborative Research and Technology Partnerships for Global Impact: Higher Education and the Sustainable Development Goals (SDGs)” di Foreign Trade University pada Rabu (25/25). /2018) Pergi. (FTU) Vietnam adalah 4).

Konferensi internasional ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai negara antara lain Hongaria, Belanda, Filipina, India, Vietnam, Malaysia, Jepang, Turki, Jerman, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Rektor CAMEL Prof. Dr. Ir. Augustinus Purna Erawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng. Dikatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi “unta untuk dunia”. Ia berharap internasionalisasi Untar semakin diperkuat melalui kontribusi Untar dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat di luar Indonesia.

“Melalui berbagai keunggulan yang dimiliki, Untar bersama KBRI Hanoi dan sejumlah institusi dapat berkontribusi langsung dalam membangun pendidikan tinggi dan merangsang inovasi kelas dunia,” kata Rektor.

Dikatakannya, Untar juga telah banyak melakukan kerja sama internasional dengan negara-negara di Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.

Rektor menutup, “Kami yakin kerjasama ini akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan dan penelitian tidak hanya bagi Untar dan mitra internasionalnya, tetapi juga bagi Indonesia dan dunia.”

Secara khusus Rektor mengapresiasi KBRI Hanoi dan dua universitas di Vietnam yang telah memfasilitasi bantuan unta tersebut. Rektor berharap kerja sama ini terus berlanjut dan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat dunia.

Danny Abdi, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, mengatakan kerja sama antara Indonesia dan Vietnam dapat memberikan manfaat bagi kedua negara di kawasan dan seluruh dunia. Namun untuk mencapai hal tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi.

Menurut Danny, kerja sama perguruan tinggi Indonesia dan Vietnam dapat mendorong terciptanya inovasi sebagai solusi permasalahan global. “Saya yakin perguruan tinggi mempunyai peran yang sangat besar dalam pengembangan sektor sosial dan ekonomi,” kata Denny.

Secara khusus Danny menyampaikan kekagumannya kepada Camel yang telah melakukan kegiatan internasionalisasi di Vietnam. Ia berharap kegiatan serupa dapat ditiru oleh kampus-kampus Indonesia lainnya.

“Kami juga senang dengan adanya kerjasama ini sehingga semakin banyak kampus yang memiliki pemikiran strategis untuk berkolaborasi dengan ilmu pengetahuan dan industri, seperti yang telah banyak dilakukan oleh Vietnam,” kata Danny.

Kunjungan ini merupakan kali ketiga Untar berkunjung ke Vietnam. Pada pertengahan Januari lalu, Untar mengunjungi beberapa universitas dan industri untuk meresmikan kerja sama di berbagai bidang.

Kemudian, pada bulan Maret lalu, Unter diundang oleh KBRI Hanoi untuk mewakili Indonesia pada konferensi internasional “Meet Indonesia”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *