Perumdam Sukabumi Belajar ke Bekasi Soal Penanganan Kebocoran Air

Sukabumi – Perusahaan Air Minum Daerah (Perumdam) Tirutha Jaya Mandir Jawa Barat Kabupaten Sukabumi, Suva tumpahan atau Perumda Tirtha Bhagasasi Kabupaten Bekasi melakukan studi banding kerusakan.

Kunjungan tersebut dipimpin oleh Tritha Jaya Mandri, Ketua Perumdam Distrik I, Bupati Sukabumi Muhammad Kamaludin Zen Ketua Panitia Pembina Perumdam Aip Majmudin, Asisten Distrik Distrik 2, Ketua Balitbangda dan rombongan lainnya.

“Kami ingin mengetahui apa yang dilakukan Perumda Tirtha Bhagasasi untuk mengatasi aliran air yang mempengaruhi pendapatan,” kata Mohammad Kamaludin Zen dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/5/2024).

Zen mengatakan kunjungan mereka terkait dengan kebijakan Perumda Tirta Bahasa yang bekerja sama dengan pihak swasta untuk menghilangkan kehilangan atau kebocoran air.

“Apa yang kita pelajari dari wilayah Bekasi akan kita bawa ke Sukabumi, dan tentunya dengan mempertimbangkan ilmu dan aspek lainnya sepertinya akan diterapkan di Sukabumi,” tegasnya.

Perumda Tirtha Bhagasasi Usep Rahman Salim menjelaskan, proses kerja sama dengan pengusaha swasta dilakukan secara proyek sejak tahun 2020 dan akan berupaya mengatasi permasalahan kebocoran air.

“Sebelumnya tingkat kebocoran di divisi Babylon di atas 41%, namun kini turun menjadi 28% sekaligus meningkatkan pendapatan dan pelanggan. “Sistem penyampaian hasil pengurangan kebocoran yang diadopsi adalah 70% pekerjaan untuk swasta dan 30% untuk kami,” ujarnya.

Ia mengatakan, Perumda Tirtha Bhagasasi tidak mengeluarkan dana sepeser pun dalam kerja sama ini karena seluruh perbaikan kebocoran yang dimulai dengan penggantian pipa, alat pengukur, dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengurangi kebocoran diambil alih oleh pihak swasta.

“Di akhir kontrak lima tahun, semua peralatan yang digantikan oleh pihak swasta akan menjadi milik kami. Dikatakannya, “Dulu pendapatan Divisi Babylon sebesar Rp 4 miliar per bulan, namun kini meningkat menjadi antara Rp 5-6 miliar setelah berhasil mengurangi kehilangan air.

Diakui Usep, mengatasi kerusakan air akibat kebocoran relatif mudah, yakni dengan mengganti seluruh jaringan pipa lama termasuk meterannya, namun biaya yang dibutuhkan sangat besar.

Dia mengatakan semua tumpahan di pabrik produksi air setempat pasti terjadi selama produksi, mengingat pemompaan waduk dan fasilitas pengolahan air seringkali membutuhkan air dan merupakan bagian dari tumpahan tersebut.

“Dari toleransi PUPR sebesar 20%, kami menargetkan 23-25% pada tahun 2027 sesuai rencana bisnis kami. Saat ini rata-rata tingkat kebocoran kami adalah 30%. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. “Salah satunya adalah kemitraan dengan pihak swasta,” tuturnya.

Empat penyebabnya adalah pipa yang sudah tua, meteran yang tidak akurat, dan meteran atau meter air yang bocor. Alasan lainnya adalah pencurian air yang dilakukan oleh sebagian masyarakat, termasuk pelanggan yang tidak bekerja.

“Sambungan yang tidak tepat atau sambungan ilegal dari jaringan pipa, di mana beberapa orang terlibat dalam proyek pencurian air, dapat menjadi penyebab terbesar hilangnya air,” katanya.

Perumda Tirtha Bhagasasi memiliki 308.000 sambungan pelanggan langsung di wilayah Bekasi dari total populasi penduduk di wilayah tersebut sebanyak 3,5 juta jiwa. Tiga belas kantor dan dua belas [12] kantor menyediakan air bersih, melayani 40% populasi.

Itu pun belum termasuk 60.000 pelanggan di wilayah Bekasi.

Sementara itu, Direktur Perumdam Tirtha Jaya Mandir Kabupaten Sukabumi Muhammad Kamaludin Zen mengatakan, dari 2,8 juta warga di Kabupaten Sukabumi, pihaknya hanya melayani 60% klien dengan cakupan layanan hanya 12%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *