Puing Stasiun Luar Angkasa Jatuh Menimpa Rumah di Amerika

JAKARTA – Puing-puing Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berjatuhan dan menghantam sebuah rumah di Naples, Florida, AS. Sebuah benda berbobot sekitar 1 kg menembus atap rumah Alejandro Otero hingga meninggalkan lubang besar di atap.

Foto kerusakan akibat benda berbentuk silinder tersebut dibagikan oleh Alejandro Otero pada 16 Maret 2024. Awalnya tidak ada yang yakin bahwa benda tersebut adalah puing-puing dari ISS, namun kemudian hasil penyelidikan menunjukkan bahwa memang demikian.

Meski sudah pasti benda ini milik ISS, namun NASA masih menyelidiki apakah benda tersebut benar-benar bagian dari tempat baterai ISS atau bukan. Sebuah palet kargo dengan berat total 2,6 ton memasuki atmosfer bumi secara tak terkendali pada 8 Maret 2024. Ini adalah puing terberat yang pernah dikeluarkan dari stasiun orbit.

Sembilan baterai usang sengaja dikeluarkan dari ISS pada tahun 2021, dan sejak itu puing-puing tersebut terus-menerus jatuh ke bumi seukuran mobil.

Para ahli sebelumnya memperkirakan bahwa sebagian besar benda akan terbakar selama perjalanan luar angkasa, namun ada pula yang bisa lepas dan jatuh ke Bumi. Namun kapan partikel tersebut akan mencapai Bumi belum dapat diprediksi secara pasti.

Kamera keamanan rumah merekam kejadian tersebut. Kamera merekam suara tabrakan keras pada pukul 14:34 waktu setempat (19:34 UTC) pada 8 Maret. Kali ini cocok dengan catatan Komando Luar Angkasa AS yang menunjukkan puing-puing ISS kembali ke luar angkasa pada pukul 14:29 EST (19:29 UTC). Para ahli melihat puing-puing luar angkasa bergerak melalui Teluk Meksiko menuju barat daya Florida saat ini.

Menurut laporan tersebut, juru bicara NASA mengatakan badan tersebut telah membersihkan puing-puing dari kediaman Otero. Para ilmuwan di Kennedy Space Center NASA kemudian dengan cermat memeriksa objek tersebut untuk menentukan sumber pastinya.

Selain itu, Otero menulis kepada X bahwa dia sedang menunggu tanggapan dari lembaga yang bertanggung jawab memberikan kompensasi atas kerusakan rumahnya.

“Akan lebih menarik lagi jika ternyata benda-benda tersebut bukan berasal dari Amerika Serikat,” kata Michelle Hanlon, direktur eksekutif Pusat Hukum Udara dan Luar Angkasa Universitas Mississippi, seperti dilansir Interest Engineering.

“Jika ini adalah benda luar angkasa buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa oleh negara lain dan menyebabkan kerusakan pada Bumi, maka negara tersebut akan bertanggung jawab kepada pemilik rumah atas kerusakan yang ditimbulkan,” kata Hanlon.

Meskipun baterainya milik NASA, namun terpasang pada struktur palet yang disediakan oleh badan antariksa Jepang. Hal ini dapat menyebabkan masalah pada klaim kepemilikan.

Sebelumnya, NASA mengatakan tidak ada bagian palet yang akan bertahan jika terjatuh di luar angkasa. Namun, beberapa ahli tidak setuju dengan pernyataan NASA. Ketika sebuah benda besar memasuki kembali atmosfer bumi, 20 hingga 40 persen massanya mungkin bertahan dan mencapai tanah, menurut Aerospace Corporation. Namun, persentase pastinya dapat bervariasi tergantung pada konstruksi logam spesifik barang tersebut.

Dalam hal ini, produk tersebut terbuat dari baterai nikel-hidrogen, yang merupakan logam yang sangat padat. Artinya, ada kemungkinan lebih besar bahwa lebih banyak massa materi yang bertahan dan berakhir di luar angkasa, dibandingkan benda yang terbuat dari bahan yang lebih ringan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *