Punya Perusahaan Bus Listrik, Moeldoko Sebut Insentif Mobil Hybrid Hambat Pertumbuhan Kendaraan Listrik

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo memastikan sejumlah kementerian tengah membahas insentif mobil hybrid. Tentu saja menjadi angin segar bagi pabrikan untuk memperkenalkan varian hybrid pada model kelas bawah.

Mengapa? Karena itu penting. Tidak semua orang ingin segera beralih ke kendaraan listrik. Alasannya beragam, mulai dari tidak praktis untuk perjalanan jarak jauh, turunnya harga barang bekas, terbatasnya ketersediaan SPKLU dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, mobil hybrid dianggap sebagai transisi yang tepat menuju mobil listrik. Karena sudah mempunyai baterai, namun masih bisa diisi bahan bakar biasa.

“(Insentif mobil hybrid) masih dibicarakan dengan Menteri Perekonomian dan Menteri Perindustrian,” kata Jokowi kepada wartawan di Arena PEVS 2024, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2024).

Moeldoko vs Insentif Mobil Hybrid? Namun Ketua Umum Periklindo (Gabungan Industri Kendaraan Listrik Indonesia) Moeldoko mengatakan insentif mobil hybrid justru berdampak negatif terhadap pertumbuhan mobil listrik di Indonesia yang saat ini mulai berkembang.

“Itu masih dalam tahap pengembangan. Saat ditanya alasan itu kemarin dari Presiden, katanya, tunggu dulu. Perlu juga ada kajian yang mendalam tentang hibrida. Kajian-kajian ini harus lebih mendalam, kita tidak bisa membiarkan itu begitu saja.” kata Moeldoko.

Moeldoko mengatakan, insentif terhadap mobil hybrid tidak terlalu penting karena sumber tenaga utama masih bergantung pada bahan bakar.

Masyarakat dikhawatirkan akan terus menggunakan bahan bakar bersubsidi untuk bahan bakar mobil hybrid sehingga menimbulkan kekhawatiran.

“Kedepannya mobil listrik tidak akan tumbuh dengan baik. Saya sebagai Ketua Umum Periclindo tidak ada masukan. EV itu EV murni, jadi menurut saya tidak masuk kategori EV hybrid. Tapi sebagai Kepala Staf Presiden saja. tunggu,” katanya.

Lebih lanjut, Moeldoko menegaskan, pemerintah lebih fokus memberikan insentif bagi kendaraan listrik berbasis baterai.

Menurutnya, kendaraan listrik dapat membantu negara mencapai target Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 dan mengurangi impor bahan bakar.

“(Mendorong) kendaraan listrik itu bagus, karena dampaknya nyata. Kendaraan listrik mempunyai dua dampak positif bagi masyarakat, bangsa dan negara. Pertama masalah lingkungan hidup, kedua masalah jumlah BBM yang kita impor sangat-sangat besar, ujarnya.

Berdasarkan PP 74 Tahun 2021, pajak mobil hybrid tetap sama dengan kendaraan konvensional yakni 12,5 persen dan 1,75 persen sehingga totalnya sebesar 14,25 persen. Sedangkan tarif PPNBM sudah mencapai 6 persen.

Sebagai catatan, selain menjabat sebagai Ketua Umum Periclindo, Moeldoko juga memiliki perusahaan mobil listrik PT Mobil Anak Bangsa (MAB). Perusahaan ini sebagian besar memproduksi truk listrik dan angkutan umum.

Pameran Periclindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 yang baru berlangsung rupanya sepi pengunjung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *