Tepis Klaim Putin, Denmark Nyatakan Tak Tampung Rudal Jarak Menengah AS

KOPENHAGEN – Kementerian Pertahanan di Kopenhagen menolak klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa rudal jarak menengah Amerika Serikat (AS) telah dikerahkan di Denmark.

Klaim Putin dijadikan alasan bagi Moskow untuk melanjutkan produksi rudal jarak menengah yang sebelumnya dilarang dalam kesepakatan AS-Rusia.

Menurut Putin, rudal jarak menengah Amerika yang dikerahkan di Denmark akan digunakan untuk latihan militer.

“NATO adalah aliansi pertahanan. Pencegahan dan pertahanan adalah salah satu tugas inti NATO, yang diperlukan dalam menghadapi agresifnya Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Denmark.

“Olahraga adalah bagian penting dari pencegahan berkelanjutan. “Tidak ada rudal jarak menengah yang dikerahkan di Denmark,” lanjut kementerian itu dalam pernyataannya kepada kantor berita Ritzau, Anadolu melaporkan, Minggu (30/06/2024).

Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan menandatangani Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) yang melarang penggunaan rudal nuklir dan konvensional berbasis darat dengan jangkauan 500–5.500 kilometer (310–3.410 mil) pada tahun 1988.

Namun, Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata pada tahun 2019, dengan alasan pelanggaran yang dilakukan oleh Rusia.

Putin sebelumnya mengklaim pada hari Sabtu bahwa Rusia belum memproduksi rudal semacam itu sejak perjanjian ditandatangani.

“Saat ini, diketahui bahwa Amerika Serikat tidak hanya memproduksi sistem rudal tersebut, tetapi juga membawanya ke Eropa untuk pelatihan, di Denmark. “Baru-baru ini diumumkan bahwa dia berada di Filipina,” kata Putin pada pertemuan Dewan Keamanan Nasional Rusia.

Presiden Rusia mengancam akan memulai produksi sistem serangan tersebut. Berdasarkan situasi sebenarnya, Moskow akan memutuskan di mana, jika perlu untuk menjamin keselamatan kami, untuk menempatkannya, katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *