Wacana Penambahan Kementerian, Ganjar: Saya Politisi, Paham Politik Akomodasi

JAKARTA – Calon presiden ke-3 pada tahun 2024 Di Pilpres, Ganjar Pranovo menilai opini masyarakat akan negatif jika pemerintahan Prabowo-Gibran terus menambah jumlah jabatan menteri. Salah satunya terkait kebijakan transaksi.

Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat didekati soal kemungkinan adanya politik transaksional menyikapi wacana penambahan jumlah jabatan menteri menjadi 40.

Semua alasannya sangat mungkin, tapi kecurigaan masyarakat pasti mengarah ke sana, kata Ganjar saat ditemui di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2024).

Selain itu, menurut Ganjaro, jumlah jabatan di kementerian diatur dalam UU tahun 2008. Undang-Undang Kementerian Negara (UU) No. 39 Pasal 15. Terdapat 34 pos kementerian pada item ini.

“Vong, sudah ada undang-undangnya, mau apa lagi?”

Namun Ganjar memahami wacana penambahan jabatan menteri. Sebagai seorang politisi, ia yakin kebijakan akomodasi sedang diterapkan.

“Tetapi saya memahami karena saya seorang politikus, saya sangat memahami bahwa kebijakan akomodasi pasti akan dilaksanakan,” jelas Ganjar.

Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Habiburohman mengawali wacana penambahan jumlah jabatan menteri pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran. Ia mengatakan, Prabovo akan membentuk kabinet yang terdiri dari 40 menteri.

Ia pun menilai wajar jika jumlah kementerian bertambah. “Aku baik-baik saja dengan itu. Negara kita adalah negara besar. Tantangan kita besar, tujuan kita besar. Wajar kalau kita harus mengumpulkan banyak orang, berkumpullah di pemerintahan agar besar,” kata Habiburokhman, Senin (6/5/2024).

Sebagai anggota DPR, ia mengaku banyak mendapat informasi soal pemaksaan penggabungan kementerian. Faktanya, ada kementerian yang tanggung jawabnya terkesan tidak sinkron antar direktorat. Ia pun mencontohkan apa yang terjadi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“AHU (Administrasi Hukum Umum) dan lembaga pemasyarakatan sebenarnya agak terputus. Pemasyarakatan mengurus narapidana, AHU mengurus badan hukum. Lalu ada HAM, Dirjen HAM, itu sedikit berbeda. negara dipimpin oleh petugas khusus,” katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun angkat bicara soal wacana Prabowo membentuk kabinet 40 menteri. Dia meminta semua pihak menanyakan hal itu kepada Presiden baru terpilih, Prabowo Subianto.

“Silakan tanyakan kepada presiden terpilih tentang kabinet menteri berikutnya. Tanya presiden terpilih, tanya presiden terpilih,” usai membuka pusat pengujian perangkat telekomunikasi Indonesia Digital Test House (IDTH) di Depoke, Jawa Barat, Selasa (05/07/2024).

Jokowi mengaku tidak akan merinci pembentukan kabinet beranggotakan 40 orang itu. “Oh, tidak, tidak, tidak (masukkan),” kata Jokowi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *