Waspadai Gangguan Mental, Akademisi Ingatkan Pentingnya Olahraga dan Berwisata

JAKARTA – Banyak orang yang menghadapi penyakit mental melakukan bunuh diri. Hal ini menunjukkan kurangnya kenyamanan diri. Dalam kejadian terbaru, FM yang akrab disapa MJ bunuh diri secara live di media sosialnya.

Sayarif Maulana, akademisi Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, menilai gangguan jiwa banyak terjadi di kalangan remaja modern.

Berdasarkan Survei Kesehatan Dasar (RISKDAS) 2018, ditemukan lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional, kata Syarif, Selasa (16/4/2024).

Berdasarkan data ini, lebih dari 12 juta orang pada usia yang sama menderita depresi. Gangguan jiwa ini dapat menyebabkan korbannya melakukan tindakan nekat seperti bunuh diri.

Menurut pendiri Society for the Philosophy of Isolation Class ini, salah satu cara menjaga kesehatan mental adalah dengan memanfaatkan waktu luang. Dia menyinggung ide-ide filsuf Aristoteles.

Menurut Aristoteles, waktu luang mempunyai tempat yang penting terhadap kebajikan (eudaimonia).

Salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah berolahraga. Dengan cara ini, generasi muda dapat terhindar dari penangkapan dan tekanan lainnya.

Selain bermanfaat bagi kesehatan jasmani, olahraga juga merupakan kegiatan manusia yang dilakukan karena adanya waktu luang. “Untuk dapat berolahraga dengan baik dan konsisten, seseorang harus bisa melepaskan diri sementara dari kesibukan,” ujarnya.

Kemudian generasi muda juga harus meluangkan waktu untuk bepergian. Kita melepaskan diri dari kesibukan dengan jalan-jalan.

“Sama saja menikmati wisata atau jalan-jalan. “Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, pariwisata diartikan sebagai perjalanan untuk kesenangan atau perjalanan yang menghasilkan keuntungan komersial bagi suatu destinasi atau penyelenggara pariwisata,” kata Syarif.

Di sisi lain, pariwisata erat kaitannya dengan perjalanan rekreasi. Menikmati wisata sulit jika sedang sibuk.

Kemudian olahraga dan pariwisata dirangkai dalam satu konsep yaitu olahraga. Hal ini sejalan dengan pendapat pakar Roger Caillois yang mengemukakan bahwa olahraga dapat dilihat sebagai penderitaan dan pariwisata sebagai obat mujarab, dalam artian memungkinkan wisatawan merasakan realitas yang berbeda.

“Meski berbeda cabang olah raga, namun kedua kegiatan tersebut merupakan ekspresi manusia sebagai homo luden sehingga menjadi penanda penting dalam pergerakan kebudayaan,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *