4 Kekejaman Rezim Militer Myanmar, Eksekusi Tahanan hingga Lanjutkan Diskriminasi Kaum Minoritas

YANGON – Kebrutalan rezim militer Myanmar kerap disorot dalam laporan hak asasi manusia. Beberapa di antaranya berbentuk kekejaman terhadap warga sipil.

Jika dipikir-pikir, junta melakukan kudeta terhadap pemerintah sah Myanmar pada Februari 2021. Sejak berkuasa, mereka dilaporkan melakukan tindakan kekerasan terhadap orang atau kelompok yang mereka anggap mengancam kedudukannya.

Lantas, kekejaman apa saja yang dilakukan rezim militer di Myanmar? Inilah beberapa di antaranya.

Kekejaman rezim militer Myanmar 1. Eksekusi tahanan Sejak 1 Februari 2021, rezim militer bertanggung jawab atas kematian banyak tahanan. Alasannya bisa berupa penganiayaan atau penolakan untuk menerima perawatan medis.

Namun, hal tersebut hanyalah contoh kecil dari kebrutalan rezim militer di Myanmar. Junta kerap melakukan operasi militer, terutama di wilayah yang dihuni etnis minoritas.

Menurut HRW, beberapa korban dibunuh di tempat terbuka sehingga orang lain bisa melihatnya. Sedangkan lainnya dibunuh di sel tahanan dan tempat persembunyian.

2. Penyerangan terhadap desa atau wilayah tertentu Sejak mengambil alih kekuasaan di Myanmar, rezim militer kerap melakukan serangan ilegal terhadap desa-desa di wilayah yang dikuasai pasukan antijunta atau kelompok etnis bersenjata. Serangan tersebut mencakup sekolah, rumah sakit, dan kamp pengungsi, menurut laman Human Rights Watch.

Pada tahun 2022-2023, laporan tersebut menemukan bahwa serangan udara di beberapa wilayah meningkat lebih dari 300 persen. Selain menghancurkan dan membakar desa-desa, junta juga menangkap atau membunuh banyak warga sipil yang “tidak beruntung”.

3. Eksekusi terhadap Aktivis Sejak berkuasa, rezim militer sering mengeksekusi individu atau aktivis yang dituduh bekerja sama dalam kegiatan teroris dan pemberontakan. Misalnya saja pada Juli 2022 ketika 4 aktivis prodemokrasi terbunuh.

Menurut Nikkei Asia, keempat aktivis tersebut dituduh membantu gerakan perlawanan sipil melawan rezim militer. Di antara mereka yang dijatuhi hukuman mati adalah aktivis pro-demokrasi Kyaw Min Yew dan sekutu mantan pemimpin Aung Suu Kyi, Phyo Seya Thaw.

Ketika hasil persidangan rahasia diumumkan, media pemerintah mengatakan “hukuman telah dilaksanakan” tanpa menyebutkan waktu yang digunakan atau metode eksekusi. Hukuman mati di Myanmar biasanya dilakukan dengan cara digantung.

4. Berlanjutnya kekerasan terhadap etnis Rohingya Setelah berkuasa di Myanmar, rezim militer terus melakukan kekejaman terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memblokir akses bantuan kemanusiaan yang diperuntukkan bagi kelompok minoritas tersebut.

Jika dipikir-pikir, pemerintah Myanmar telah melakukan kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok etnis Rohingya selama beberapa waktu. Bahkan, mereka tak segan-segan membunuh atau membakar lokasi pengungsian yang ditemuinya.

Junta telah melakukan operasi, termasuk memblokir akses bantuan, sebagai taktik militer yang umum digunakan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kendali atas suatu wilayah dengan mengisolasi dan mengintimidasi penduduk setempat.

Ini adalah beberapa contoh yang mungkin Anda ketahui tentang kebrutalan rezim militer di Myanmar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *