AS Siap Bela Israel Mati-matian, Kerahkan Pasukan dan Kapal Perang

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) bersiap menghadapi kemungkinan serangan Iran terhadap kapal perang dan pasukan Israel di Timur Tengah pada Jumat (12/4/2024).

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden meminta Iran mengubah sikapnya.

Kepemimpinan Iran telah berjanji untuk “menghukum” Israel atas serangan udara tanggal 1 April terhadap konsulat Suriah di Damaskus yang menewaskan tujuh perwira Pasukan Quds Garda Revolusi, termasuk dua jenderal tersebut.

“Tidak,” kata Biden pada hari Jumat ketika ditanya tentang pesannya kepada Iran.

“Kami berkomitmen untuk membela Israel. Kami mendukung Israel. “Kami akan membantu melindungi Israel, dan Iran akan gagal,” kata Biden.

“Pentagon memindahkan pasukan dan peralatan tambahan ke lokasi-lokasi di Timur Tengah untuk memperkuat pencegahan regional dan meningkatkan keamanan pasukan,” kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, dalam pengarahan tersebut.

Departemen Pertahanan AS tidak merinci jumlah atau jenis aset yang dikerahkan, namun Wall Street Journal melaporkan bahwa dua kapal perusak, termasuk satu yang dipersenjatai dengan sistem pertahanan rudal Aegis, “dikembalikan” ke wilayah tersebut.

Sementara itu, Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Michael Kurilla, telah memperpanjang masa tinggalnya di Israel, lapor Axios mengutip para pejabat Israel.

Kurilla tiba pada hari Kamis untuk “mengkoordinasikan” pertahanan terhadap kemungkinan serangan Iran.

Teheran mengatakan pihaknya harus “menghukum” Israel karena PBB tidak melakukan apa pun untuk mengutuk “tindakan keji Israel terhadap pos diplomatik kami di Damaskus” atau membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.

Israel mengatakan pihaknya akan menanggapi setiap serangan dengan tindakannya sendiri, dan tabloid Inggris menyatakan bahwa mereka mungkin menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya menyebarkan desas-desus tentang keterlibatan Amerika dalam serangan tersebut.

Namun, beberapa negara di kawasan yang memiliki pangkalan atau hak perjanjian AS telah mengatakan kepada Washington bahwa mereka tidak dapat menggunakannya untuk menyerang Iran.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Kuwait sejauh ini menolak penggunaan wilayah darat dan udara mereka, menurut Middle East Eye. Tidak ada kabar dari Bahrain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *