Bentuk Tim Investigasi Internal, Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP

JAKARTA – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan asesmen terhadap sampel orang tua di Sekolah Tinggi Ilmu Maritim (STIP) Jakarta. Akibat kekerasan itulah salah satu taruna terkena kematian.

Meskipun tindakan kekerasan di STIP dan sekolah lain yang berada di bawah BPSDMP Kementerian Perhubungan tidak akan ditoleransi, namun perbaikan tetap harus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di kemudian hari.

Plt Kepala BPSDMP Subagiyo mengatakan, sebagai langkah awal, pihaknya telah memulai perbaikan dengan membentuk tim investigasi internal. Selanjutnya, tim perlu mengkaji kejadian kekerasan di STIP Jakarta dan kaitannya dengan perilaku orang tua.

Hasil evaluasi unsur kampus STIP akan diterapkan di sekolah lain yang berada di bawah naungan BPSDMP untuk memastikan kekerasan tidak terulang kembali. Sebagai tindakan jangka pendek, partai mengambil tindakan mendesak untuk meningkatkan pengelolaan cara dan metode membesarkan orang tua yang benar.

BPSDMP telah membentuk tim investigasi internal atas kejadian tersebut. Tim sedang mengevaluasi, yaitu langkah-langkah internal mengenai unsur kampus dan pola orang tua, yang sebaiknya dievaluasi sesuai aturan yang ada, sehingga kejadian kekerasan ini tidak terulang lagi. ,” kata Subagiyo, Minggu (5/5/2024).

STIP kemudian memperkenalkan sistem pelatihan hybrid tingkat semester setiap dua minggu sekali untuk mendukung proses penyidikan Polres Jakarta Utara dan melanjutkan proses pelatihan.

Pihaknya juga menambah jumlah tenaga penjaga atau pengawas di bidang pendidikan, antara lain ruang kelas dan area terlarang, tangga, serta akses koridor dan toilet bidang pendidikan.

“Meningkatkan peran pimpinan akademik dan taruna dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada taruna dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik, menyisihkan waktu khusus terutama ketika menghadapi kesulitan, dan menjalin hubungan dengan petugas pembimbing dan pengasuh taruna” , kata Subagiyo.

Subagiyo menambahkan, untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di kemudian hari, BPSDMP akan menambahkan CCTV pada ruang-ruang kosong di masing-masing kampus untuk meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kekerasan.

Kemudian, meningkatkan peran pendamping taruna, juga dengan melibatkan secara aktif kelompok kepentingan yang terlibat dalam proses pengembangan karakter, seperti himpunan alumni dan himpunan profesi angkatan laut. Sanksi berat dijatuhkan, yang berarti pengusiran secara tidak hormat terhadap taruna yang melakukan kekerasan. “Saya turut berduka cita atas meninggalnya taruna Putu Satriya Ananta Rustica,” ujarnya.

Menurut Subagiyo, BPSDMP telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada Polres Jakarta Utara. Subagio meminta STIP tetap kolaboratif, terbuka dan transparan dalam proses penelitian serta meminta proses pendidikan dan pelayanan tetap berjalan. Hingga saat ini, penyidikan polisi telah meminta keterangan dari 36 taruna dan 2 tim medis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *