BRICS Dibuat Frustrasi oleh Barat, Reformasi Pemerintahan Global Menggema

MOSKOW – Para menteri luar negeri BRICS mengkritik sikap Amerika Serikat dan Amerika Serikat serta sekutunya yang melakukan proteksionisme dalam perdagangan internasional. Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada pertemuan tingkat menteri BRICS.

Pertemuan tingkat menteri di Nizhny Novgorod, Rusia, merupakan pertemuan pertama sejak ekspansi BRICS. Seperti diketahui, jumlah anggota BRICS resmi bertambah menjadi 10 negara setelah adanya kesepakatan resmi Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Iran, dan Ethiopia.

“Mayoritas delegasi menekankan sifat destruktif dari kebijakan perlindungan perdagangan egois yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya,” kata Lavrov pada konferensi pers Selasa (6 Juni) di acara lokal.

Menteri Luar Negeri Rusia mencatat bahwa “semua delegasi mendukung reformasi sistem pemerintahan global yang ada, dengan penekanan pada memberikan suara yang lebih kuat kepada negara-negara di Selatan.”

Menurut Lavrov, para peserta menyadari perlunya pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, keamanan dan pertumbuhan ekonomi.

Lavrov memperingatkan bahwa transisi menuju tatanan dunia baru bisa memakan waktu lama dan sensitif. Beliau berbicara tentang pembentukan pusat-pusat ekonomi baru dengan negara-negara di Dunia Selatan dan Timur yang akan mampu membuat keputusan politik yang penting secara global berdasarkan kesetaraan dan keberagaman kedaulatan.

Blok ekonomi BRICS, yang dibentuk pada tahun 2009, menampilkan dirinya sebagai alternatif terhadap lembaga-lembaga internasional yang didominasi Barat.

Awalnya BRICS hanya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Namun, mereka akan menerima ekspansi besar-besaran ketika Iran, Ethiopia, Mesir, dan Uni Emirat Arab bergabung pada awal tahun 2024.

Selain itu, banyak negara lain yang menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS, bahkan ada yang sudah mengajukan permohonan resmi. Menurut perusahaan analitik Statista, pada tahun 2020 BRICS melampaui pangsa negara-negara G7 dalam total PDB global dalam hal paritas daya beli. Pada tahun 2023, BRICS menyumbang 32% PDB global.

Kepala Bank BRICS (NDB) Dilma Rousseff sebelumnya mengatakan bahwa anggota baru akan meningkatkan kontribusi kelompok tersebut terhadap output perekonomian dunia menjadi 40% pada tahun 2028.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *