FBI: Hacker China Bidik Infrastruktur Strategis AS

WASHINGTON – Direktur Biro Investigasi Federal AS (FBI) Chris Ray menuduh peretas Tiongkok telah menyusup ke infrastruktur penting AS, menunggu “saat yang tepat” untuk melancarkan serangan mengganggu mereka.

Wray menuduh bahwa peretas yang terkait dengan pemerintah Tiongkok telah menyusup ke infrastruktur penting AS dan “menunggu saat yang tepat untuk menyerang secara tegas”.

Dalam sebuah ceramah di Universitas Vanderbilt di Nashville, Tennessee, direktur FBI mengatakan kampanye peretasan yang sedang berlangsung di Tiongkok – dijuluki Vault Typhoon – telah berhasil menyusup ke sejumlah perusahaan Amerika di bidang telekomunikasi, energi, air dan sektor penting lainnya, termasuk 23 operator. target

Pada Konferensi Vanderbilt tentang Konflik Modern dan Ancaman yang Muncul pada tahun 2024, Wray melanjutkan dengan mengatakan bahwa Tiongkok “dituduh mengembangkan kemampuan untuk secara fisik menghancurkan infrastruktur penting kita kapan pun mereka mau.”

“Rencananya adalah melancarkan serangan ringan terhadap infrastruktur sipil untuk mencoba menyebarkan ketakutan,” tambahnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian bersikeras pada hari Senin bahwa kelompok peretas Vault Typhoon adalah organisasi penjahat dunia maya ransomware tanpa dukungan negara atau regional.

Lin mencatat pada saat itu bahwa semua orang tahu bahwa Amerika Serikat adalah sumber serangan siber terbesar dan ancaman terbesar terhadap keamanan siber.

Secara terpisah, Kedutaan Besar Tiongkok di Washington mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “beberapa pihak di Amerika Serikat telah menggunakan asal mula serangan dunia maya sebagai alat untuk menyerang dan menjebak Tiongkok, mengklaim bahwa Amerika Serikat adalah korban padahal yang terjadi adalah sebaliknya, dan mempolitisasi keamanan cyber.” masalah itu

Ray berspekulasi bahwa upaya peretasan tersebut terkait dengan ketegangan AS-Tiongkok terkait Taiwan, sebuah pulau otonom yang dianggap Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.

Pusat Tanggap Darurat Virus Komputer Nasional (CVERC) Tiongkok memberikan laporan tersebut.

Tahun lalu, direktur intelijen nasional menuduh Beijing berusaha membangun kemampuan untuk mencegah intervensi AS dalam potensi krisis antara Tiongkok dan Taiwan pada tahun 2027.

Namun, kepala FBI menekankan bahwa tidak masuk akal untuk mengharapkan Tiongkok memberikan ancaman jangka panjang karena perencanaan untuk kejadian seperti itu sedang dilakukan.

“Beberapa tahun yang lalu, kami akan mengatakan Tiongkok adalah ancaman jangka panjang yang paling penting. Itu bukan cara terbaik untuk menggambarkan ancaman tersebut,” kata Wei.

Persaingan antara AS dan Tiongkok semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya pengaruh internasional Beijing dan kemajuan ekonomi pesat yang menjadi penyeimbang AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *