Ilmuwan Berencana Memompa Karbon ke Dasar Laut

LONDON – Di seluruh dunia, batuan basal di dasar laut mampu memerangkap karbon dioksida sehingga menghilangkan gas rumah kaca tersebut dari atmosfer. Hal ini mendorong tim ilmuwan untuk membangun anjungan terapung di lokasi strategis di darat.

Tidak seperti cekungan darat yang mengekstraksi minyak, platform ini menyuntikkan karbon dioksida ke dalam endapan serpih.

Dengan menggunakan turbin angin, stasiun terapung ini menyerap udara (atau air laut) dan mendorongnya ke dalam lubang di dasar laut.

Konsep ini disebut batubara serpih. Jika berhasil, CO2 yang disuntikkan akan disimpan selamanya sebagai batu di dasar laut.

“Hal ini membuat penyimpanan karbon bersifat jangka panjang dan aman,” Martin Scherwath, ahli geologi proyek dan staf ilmuwan Ocean Networks Kanada, mengatakan kepada Business Insider.

Berbeda dengan metode penghilangan karbon lainnya, metode ini tidak memungkinkan karbon kembali ke atmosfer dan meningkatkan pemanasan global.

Namun, tidak ada jaminan bahwa penyerap karbon di lautan akan berfungsi seperti yang diharapkan. Pertama, para ilmuwan membutuhkan sekitar $60 juta untuk menguji prototipe ini di laut.

Program ini dapat menghilangkan banyak karbon dioksida dari udara, sehingga membantu melawan Perubahan Iklim.

CO2 yang disuntikkan ke dasar laut segera disimpan dalam bentuk batuan, mencegahnya kembali ke atmosfer.

Biaya awal pembuatan dan pengujian prototipe proyek ini sangat tinggi. Tidak ada jaminan bahwa proyek ini akan berhasil dalam skala besar.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan bahwa proyek ini tidak merusak lingkungan laut.

Proyek Karbon Padat adalah solusi inovatif untuk memerangi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida di dasar laut. Meskipun masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi, program ini memiliki potensi besar untuk membantu kita mencapai tujuan emisi karbon bersih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *