Jenderal Iran Umbar Ancaman, Bidik Nuklir Israel

TEHERAN – Seorang mayor jenderal di Korps Garda Revolusi Islam Iran mengeluarkan ancaman serius terhadap Israel. Kali ini, dia mengatakan jika fasilitas nuklir negaranya diserang, Teheran akan menyerang fasilitas nuklir Zionis.

Bulan ini, ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah serangan udara Israel pada 1 April 2024 terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan 7 perwira IRGC, termasuk dua jenderal senior.

Teheran membalas akhir pekan lalu dengan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel. Namun, menurut militer Zionis, sebagian besar senjata tersebut dijatuhkan dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutunya.

“Kompleks nuklir Israel telah diidentifikasi dan kami memiliki informasi yang diperlukan mengenai semua fasilitas untuk merespons,” kata perwira senior IRGC, Brigadir Jenderal Ahmad Hakhtalab, seperti dikutip Tasnim Agency, Jumat (19/4/2024).

“Kami mempunyai kendali untuk meluncurkan rudal yang kuat dan menghancurkan sasaran-sasaran ini,” katanya.

Teheran mengatakan pihaknya yakin insiden tersebut telah berakhir, namun Israel berjanji akan membalas, tanpa mengatakan bagaimana atau kapan.

Pemerintah Israel sedang mempertimbangkan tindakan militer lebih lanjut yang dapat menargetkan industri nuklir Iran.

Jenderal Hakhtalab, perwira yang bertugas menjaga fasilitas Iran, mengatakan industri nuklir Israel bisa terkena dampak pembalasan.

Industri nuklir Israel mempunyai komponen sipil publik dan komponen militer, yang keberadaannya belum dikonfirmasi atau disangkal.

Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), sebuah organisasi keamanan internasional terkemuka, rezim Zionis diyakini memiliki 80 senjata nuklir, termasuk 30 bom gravitasi dan 50 hulu ledak rudal balistik menengah.

Khakhtalab tidak merinci di mana dia mempertimbangkan dugaan operasi Iran tersebut.

Israel menuduh Iran diam-diam mengembangkan kemampuan nuklirnya selama beberapa dekade.

Utusan PBB, Gilad Erdan, mengatakan Minggu lalu bahwa Teheran hanya tinggal beberapa minggu lagi untuk mengembangkan senjata nuklir dan meminta anggota Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika Iran meluncurkan bom nuklir untuk menyerang negara tersebut.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) kemudian menolak klaim tersebut.

Kepemimpinan Iran telah menyatakan bahwa mereka menganggap semua senjata pemusnah massal tidak sesuai dengan Islam. Namun Hakhtalab mengatakan “ada kemungkinan” Teheran akan merevisi “doktrin dan kebijakan nuklirnya” jika Israel terus mengancam fasilitas nuklir Iran.

Menurut jenderal tersebut, lokasi uji coba nuklir umumnya dianggap terlarang untuk kegiatan militer. Namun serangan Israel terhadap konsulat, sebuah misi diplomatik yang dilindungi secara internasional, adalah bukti bahwa mereka tidak peduli untuk mematuhi aturan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *